BintanKepri

Distributor Pastikan Stok Minyak Goreng Jelang Idul Fitri Aman

×

Distributor Pastikan Stok Minyak Goreng Jelang Idul Fitri Aman

Sebarkan artikel ini
Distributor 1 (D1) Provinsi Kepri, Owner Cv Bintang perkasa, M. Sadmi Al Qayum saat diwawancari terkait ketersediaan minyak goreng jelang hari raya di kantor Disperindag Bintan, Jumat (3/2/2023)/f-yuli

Deltakepri.co.id|Bintan – Antisipasi kelangkahan minyak goreng, Distributor 1 (D1) Provinsi Kepri menyebutkan, jika stok minyak goreng bersubsidi tersedia hingga Maret 2023 mendatang, Jumat (03/02/2023).

Owner Cv Bintang Perkasa, M. Sadmi Al Qayum ini mengatakan, ketersediaan minyak goreng bersubsidi masih aman hingga perayaan idul Fitri nanti.

“Masyarakat Bintan tidak perlu panik, isu nasional kelangkahan minyak goreng. sejauh ini tidak berpengaruh ke kita,” kata Sadmi.

Untuk minyak goreng subsidi, katanya, memang benar terjadi supply menurun diberbagai daerah di Indonesia, tapi di Bintan masih bisa stabil.

“Bukan hanya dirasakan tapi beberapa daerah juga mengalami kesulitan supply,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, kelangkahan minyak saat ini, tidak berpengaruh untuk Bintan. Karena Bintan sendiri masih memiliki stok barang alias tidak kosong.

“Kami diberi amanat D1 oleh pabrik, kami jaga stabilitas itu. Karena saya selaku D1 selalu berkoordinasi dengan Disperindag Bintan terkait kelangkaan minyak goreng,” terangnya.

Dari data yang diperolehnya, tidak ada kesulitan dalam penyediaan minyak goreng. Tetapi dirinya mengaku akan terus mencari solusi agar barang tetap bisa masuk sampai ke konsumen.

“Harapan kami sih sampai lebaran, sebelum lebaran, bahkan setelah lebaran, juga kemungkinan masih bisa jaga kestabilitasan barang masuk ke Tanjungpinang dan Bintan,” harapnya.

Sadmi juga menyebutkan, terus mencoba bekerja sama dengan beberapa pabrik yang ada di luar Kepri, agar dapat menjaga komitmen bersama Disperindag Bintan.

“Nantinya, kita dapat memastikan kuota fix yang diperlukan sampai lebaran itu berapa dan saya akan coba berusaha untuk di angka 10% atau 20%,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan Sadmi, untuk memenuhi pasar, pemberlakuannya cukup panjang dan sampai sekarang pun belum ada info akan dibatasi.

Jadi, kata dia, jika ada yang mengatasnamakan minyak akan dihapuskan, kemudian memaksa masyarakat menyetok sebanyak mungkin, itu sebenarnya kurang tepat.

“Sampai dengan saat ini info kemacetan perdagangan itu tidak benar. Kita bantun berkontribusi masyarakat menengah kebawah khususnya,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *