Delta Kepri – Penggusuran Pedagang kaki lima yang berjumlah 12 kios diatas drainase Jalan Aisyah Sulaiman simpang Dompak, Kota Tanjungpinang. Kini telah rata dengan tanah. Pasalnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) menganggap hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda). Selasa, (24/05).
Rinawati Siregar yakni pedagang kaki lima yang berjualan didepan Hypermat Matahari Tanjungpinang mengaku cukup kecewa atas penggusuran ini.
“Untuk perasaan ya hancurlah, sudah dua bulan saya disini bang, ya kita sebagai orang miskin ya nurut aja bang,” keluh Rinawati.
Namun disisi lain, Heri yang juga korban penggusuran. Menjelaskan, telah mengetahui perihal penggusuran yang akan dilaksanakan Satpol-PP hari ini. Sebab, Sebelumnya Satpol-PP telah memberikan peringatan tiga kali kepada para pedagang untuk segera pindah dari lokasi.
“Ya kami bingung bang mau pindah kemana, kami berjualan hanya sementara bang, sampai tanggal 26 Mei nanti bang, buat tambah-tambah penghasilan bang. Akan tetapi mereka sebagai Satpol-PP sudah mengingatkan kita tiga kali kok bang, ya wajarlah mereka seperti ini,” jelas Heri dengan haru.
Sementara itu, Manurung korban penggusuran juga mengakui hal yang hampir serupa. Ia mengungkapkan, telah lima kali dagangannya di gusur oleh jajaran Satpol-PP.
“Sudah hampir lima kali bang dalam dua tahun bang, ya kita tetep aja berusaha untuk menghidupi keluarga bang,” terang manurung.
Dengan adanya penggusuran didepan Hypermart. Kepala Satpol-PP Irianto angkat bicara dan menjelaskan. Sebanyak 12 kios yang berdiri diatas drainase Jalan Aisyah Sulaiman simpang Dompak, telah diratakan dengan tanah. Dan ini merupakan tugas serta fungsi Satpol-PP dalam menegakkan Perda.
“Pihak kita sudah menyurati 3 kali, karena kios ini berdiri ditempat yang dilarang, dan kami turun kesini untuk merapikan sekitar jalan ini. Pihak pedagangpun menyadarinya, dan tidak ada pemberontakan yang berakibat kericuhan,” jelas Kasatpol PP Tanjungpinang, Irianto dilokasi, dini hari tadi. (Oppy)
