Delta Kepri – Tragedi mengerikan yang terjadi di Paris, Prancis, berlokasi di berbagai tempat umum yang ramai. Lebih dari 129 orang tewas dalam serangkaian teror dan ratusan lainnya luka-luka.
Teror Paris pada Sabtu, 14 November 2015 kemarin, terjadi di Teater Bataclan, tempat diadakannya sebuah konser yang padat penonton. Juga di dekat Stade de France, venue laga persahabatan tim nasional Prancis vs Jerman.
Insiden lainnya terjadi di sebuah restoran Carillon Bistro yang tengah ramai pengunjung. ISIS mengklaim diri berada di balik tragedi Paris tersebut dan berpotensi, bisa kembali terjadi di kota-kota besar di dunia, termasuk Jakarta.
Kedutaan Besar Prancis di Jakarta sendiri sudah mendapat pengamanan ketat dari Polri. Tapi itu saja tidak cukup. Pengamat intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Nuning), menyatakan BIN (Badan Intelijen Negara) dan Polri bisa mengamankan sejumlah area ramai publik lainnya di Ibu Kota.
“Tentu saja pengamanan Kedubes Prancis penting. Tapi juga tak kalah penting di mana tempat-tempat publik kita harus diamankan. Teroris bisa saja melakukan (aksi terornya) secara acak,” tutur Nuning kepada Okezone via pesan singkat, Minggu (15/11/2015).
Di sisi lain, Nuning menyatakan, baik BIN maupun Polri, tak kalah pintar dan kreatif mengantisipasi serangan teror dengan cara-cara baru.
“BIN sebagai koordinator lembaga intelijen, harus meningkatkan kewaspadaan. Begitu juga Polri. Kreativitas teroris harus dihadapi dengan kreativitas pencegahannya,” sambungnya.
“Deteksi dini (BIN dan Polri) harus memiliki cara-cara baru yang lebih mutakhir, baik dalam teknologinya, maupun Human Intelligent-nya,” tandas Nuning. (net/okezone)