DELTAKEPRI.CO.ID|TANJUNGPINANG — Walikota Tanjungpinang Rahma membuka kegiatan sertifikasi guru sekolah minggu se-Kota Tanjungpinang di Ruang Meeting Hotel Bintan Plaza Tanjungpinang, Selasa (21/6).
Rahma mengucapkan apresiasi kepada tim penguji dan para peserta yang mengikuti sertifikasi guru sekolah minggu.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan kompetensi para guru-guru mulai dari guru TPA dan guru TPG yang sudah berjalan.
“Pada kesempatan kali ini kita melaksanakan kegiatan kompetensi sertifikasi guru sekolah minggu untuk agama protestan dan Katolik,” ucapnya.
Bagi yang memenuhi syarat dan ketentuan serta sudah melalui proses oleh tim penguji sebagai guru agama Protestan dan Katolik.
Melalui kegiatan ini Rahma berharap mutu pendidikan kemampuan para guru sekolah minggu dapat meningkat lebih baik lagi.
”Nantinya akan diberikan sertifikat. Kedepan hal itu sebagai dasar untuk memberikan insentif sesuai dengan kemampuan daerah,” ungkap Rahma.
Hal yang sama juga dikatakan, Waka II DPRD Tanjungpinang Hendra Jaya, ia mengatakan, sertifikasi guru sekolah minggu akan menjadi dasar Pemerintah memberikan perhatiannya dalam bentuk insentif.
Dengan pelatihan sertifikasi ini, mudah-mudahan menjadi motivasi baru upara guru sekolah minggu meningkatkan kemampuan dan menambah ilmu yang sudah dimiliki.
“Semoga kegiatan ini membawa keberkahan untuk para guru sekolah minggu untuk meningkatkan ilmu pendidikan agama protestan dan katolik menjadi lebih baik lagi dan layak sesuai syarat dan ketentuan,” terang Hendra Jaya.
Sementara itu, Asisten I Tengku Dahlan menjelaskan, Kegiatan sertifikasi guru sekolah minggu bertujuan meningkatkan kompetensi kemampuan guru sekolah minggu di Kota Tanjungpinang.
“Tujuannya menentukan standarisasi guru sekolah minggu melalui sertifikasi guru, meningkatkan kewaspadaan wawasan dibidang keagamaan bagi para guru sekolah minggu, dan mewujudkan persatuan terutama dikalangan guru sekolah minggu,” ucap Tengku.
Pelaksanaan sertifikasi guru sekolah minggu dilaksanakan selama 3 hari dimulai Tanggal 21 juni – 23 Juni 2022, yang diikuti oleh 200 orang peserta yang merupakan guru sekolah minggu baik yang berasal dari agama protestan dan katolik.
Dengan penguji yang terdiri dari 5 (Lima) orang yang berasal dari praktisi pendidikan keagaman maupun tokoh agama.