BINTAN, deltakepri.co.id – Warga Kecamatan Toapaya, Desa Toapaya, Kampung Cikolek, Kabupaten Bintan mengeluhkan adanya dugaan pengerukan tanah yang terjadi di atas lahan hutan lindung pada Selasa (11/02/2025).
Mereka menduga pengerukan ini dilakukan oleh pihak yang membeli tanah tersebut dari RT dan kemudian dipergunakan untuk pembangunan perumahan.
Menurut informasi yang dihimpun, tanah yang terkena pengerukan ini dijual oleh pihak RT kepada seseorang yang berprofesi sebagai kontraktor.
Kontraktor ini kemudian berhubungan dengan salah satu pengusaha properti untuk membangun perumahan di area tersebut.
“Saya melihat beberapa lori sering keluar masuk membawa tanah. Kalau tidak salah, per lori itu dikenakan biaya Rp15 ribu,” kata salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Ia menambahkan bahwa aktivitas pengerukan ini sudah berlangsung beberapa minggu dan pihak RT seolah tidak memberikan perhatian terhadap masalah ini.
Warga tersebut juga menyebutkan adanya dugaan bahwa pihak RT mendapatkan keuntungan dari transaksi jual beli tanah tersebut.
“Kami tahu bahwa hutan lindung tidak boleh dijual, namun tanah ini malah dijual dan digunakan untuk pembangunan perumahan melalui kontraktor,” tambahnya.
Meski begitu, ia mengaku tidak mengetahui secara pasti siapa kontraktor yang terlibat dalam proyek tersebut.
Diketahui, menurut aturan yang berlaku, tanah yang berada dalam kawasan hutan lindung tidak diperbolehkan untuk diperjualbelikan.
Pihak yang melanggar aturan ini bisa dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. (Yuli)
