DELTAKEPRI.CO.ID, LINGGA – Sebagai sumber kehidupan yang sangat penting, air bersih harus terus dijaga. Bukan perkara mudah memastikan ketersediaan air bersih dan baku di kota besar seperti di Kabupaten Lingga, butuh upaya konkret pemerintah daerah agar kebutuhan air bagi warga desa/kota bisa terfasilitasi.
Di bawah kepemimpinan Bupati Lingga Muhammad Nizar dan Wakil Bupati Lingga Neko Wesha Pawelloy. Keduanya terus berbenah, program-program kerja di Organisasi Perangkat Daerah mulai digenjot dijadikan skala prioritas sesuai harapan masyarakat.
Hal itu dilakukan untuk meningkatkan layananan sekaligus wewujudkan keadilan bagi masyarakat. Bahkan, selain membuka diri dengan pengaduan, kedua pasangan ini juga kerap turun ke lapangan memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Gerakan keduanya pun mendorong Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Lingga bekerja sungguh-sungguh. Hal ini pula dibuktikan dengan tindakan nyata memperluas ketersedian air baku yang merata.
Bahkan selain ketersedian air baku, pengendalian banjir juga menjadi prioritas utama yang dikerjakan tahun ini. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Lingga melakukan berbagai upaya penanganan, salah satunya pembenahan bangunan drainase dan normalisasi sungai.
Seperti bangunan drainase di Pasar Dabo misalnya. Dinas PUTR Lingga terpacu bertindak cepat. Mereka turun dan meninjau lokasi agar pembenahan drainase segera dilakukan.
Plt Kadis PU Lingga, Novrizal melalui Kabid SDA, Ardee saat ditemui pada Senin (04/4/2022) di Daik membenarkan, bahwa lokasi pembangunan drainase tersebut telah ditinjau. Bahkan ia mengungkapkan pada tahun 2019 Dinas PU sudah membuat master plan pengendalian banjir di dua kota, yakni Dabo dan Daik.
Pihaknya juga mengklaim sudah menjalankan rekomendasi yang disiapkan untuk pengendalian banjir bagi kedua kota tersebut. Di mana kedua kota mempunyai karakter yang berbeda dalam penanganan banjir.
Kota Daik, kata Ardee, dengan kondisi terbelah dua sungai. Salah satu output penanganan banjirnya yakni dengan normalisasi sungai. “Hari ini kita sudah dua kali normalisasi sungai Tande. Dan tahun 2022, ini yang terakhir,” kata Ardee.
Perbedaan sesudah dan sebelum dilakukannya penangan banjir saat ini dapat dirasakan perubahannya. “Kalau pun lama itu ketika debit air banjir ketemu dengan air pasang laut, itu memang agak lambat kering. Sudah kondisi alam, itu tak bisa terpecahkan,” tukasnya.
Disisi lain, ia juga menjelaskan bahwa satu lagi solusi yang belum dituntaskan, yakni rencana pembangunan Embung di pusat pemerintahan Kota Daik. Embung itu, kata Ardee, memiliki dua fungsi. Yang pertama, untuk menampung debit banjir sehingga debit banjir tidak langsung melimpah ke sungai dan melebar kepemukiman warga. Yang kedua, berfungsi untuk cadangan air baku.
“Intinya kita berusaha memanfaatkan debit banjir untuk dijadikan sebagai cadangan air baku untuk Kota Daik. Itu yang sekarang kita siapkan dan kita usulkan ke BWSS untuk air baku. Jadi dua fungsi ini, kita masukan ke Embung untuk nampung debit banjirnya, sebagian itu juga untuk nampung air bakunya. Nah itu untuk penangan banjir kota Daik,” tandasnya.
Sementara untuk Kota Dabo, pihaknya mengaku telah menemukan solusi untuk permasalahan genangan air di 12 titik yang tersebar di wilayah tersebut. Kondisi banjir yang dialami Kota Dabo rata-rata disebabkan adanya penyumbatan drainase. Sementara alur pembuangan jumlahnya hanya dua, yakni Bukit Abun-Bukit Kapitan, kemudian dekat Implasemen di Sekop Laut.
“Nah Sekop Laut ini kondisinya kurang maksimal karena penyumbatan juga. Kemarin kita turun sama pak camat untuk mensosialisasikan, mengajak Lingkungan Hidup, agar masyarakat tidak membuang sampah di situ. Tahun lalu kita juga sudah action di simpang Patung Dabo. Alhamdulillah agak reda banjirnya,” ungkap Ardee.
Untuk diketahui, Dinas PU Lingga tahun ini menargetkan pembenahan di dua saluran besar pembuangan air. Drainase Pasar Dabo, dan yang kedua lanjutan Simpang Patung Dabo Singkep. “Ada dua titik yang kita benahi di saluran besarnya. Selain pembenahan drainase kita juga melakukan pembenahan di hulu sumber air di Batu Kacang dengan pendalaman dan pelebaran waduk/kolong sebagai tampungan debit banjir,” pungkas Ardee
Adapun ke 12 titik genangan air rawan banjir di antaranya, Bukit Abun-Bukit Kapitan, kantor Kelurahan Dabo, belakang kantor BPJS, Lorong Panjang, SMA 1, Jalan Pelabuhan, Hang Lekir, Pertanian, Jalan Raya Perindat, belakang SMA sampai arah Simpang Patung.