Oleh: Suyono Saeran
Dari pagi hingga sore, langit Kepulauan Riau begitu cerahnya. Awan seputih kapas terlihat menghias di beberapa sudut langit dengan gumpalan-gumpalan kecil yang indah. Angin utara yang biasanya bertiup kencang, hanya menyapu pelan dan sepoi-sepoi. Pucuk-pucuk dedaunan seperti tumbuh serentak dan menghadirkan permadani alam yang segar. Kondisi ini juga selaras dengan suasana kebatinan masyarakat Kepulauan Riau yang begitu bersuka cita menyambut kedatangan Tuan Presiden.
Hari ini, Senin 24 Januari 2022, bersama tujuh orang Menteri, Tuan kembali datang. Tuan tiba di negeri kami Kepulauan Riau pada pukul 19.00 WIB, setelah lawatan Tuan ke berbagai daerah dan Negara untuk sebuah kerja keras yang tidak pernah lelah demi Indonesia. Setelah menginap semalam di Hotel Sancaya Lagoi, pada Selasa 25 Januari 2022 besok pagi, Tuan akan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsin Loong. Kami yakin itu bukan pertemuan biasa. Juga bukan pertemuan dua tetangga hanya untuk sekedar duduk santai sambil minum kopi dan menikmati hamparan pasir pantai Lagoi yang bersih dan indah.
Dari informasi yang berhembus bersama bisikan angin, pertemuan Tuan Presiden dengan Lee Hsin Loong untuk memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Singapura. Memperkuat kerja sama perdagangan, investasi dan yang tidak kalah pentingnya, pertemuan Tuan dengan Perdana Menteri Singapura tersebut juga awal diterapkannya kebijakan travel bubble di negeri kami. Sebuah kebijakan yang begitu menggembirakan bagi sektor pariwisata negeri kami yang sudah dua tahun ini mati suri akibat pandemi.
Tidak hanya itu, Tuan juga akan meresmikan ekspor biji alumina oleh PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang dan meninjau vaksinasi di Simpang Lagoi Kabupaten Bintan. Meski hanya dua hari, begitu padatnya jadwal Tuan di negeri kami, termasuk rencana Tuan yang ingin menyapa para pedagang di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang. Kami merasa, Tuan betul-betul memindahkan Istana Negara ke Bintan meski hanya sebentar.
Sejak H. Ansar Ahmad SE MM dilantik sebagai Gubernur Kepulauan Riau pada 25 Februari 2021 lalu, dalam ingatan kami, Tuan sudah tiga kali berkunjung. Tuan sudah tiga kali menyapa kami dengan dekat. Tuan tetap merengkuh kami meski jauh.
Betapa apresiasi dan sebuah penghargaan harus kami haturkan. Karena di tengah kesibukan yang luar biasa sebagai kepala Negara yang memimpin 34 provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota, Tuan tetap memberi kesempatan untuk melihat wajah Tuan Presiden dari dekat. Tetap diberi kesempatan untuk bertegur sapa meski hanya sebentar.
Untuk itu Tuan, ijinkan kami haturkan sekapur sirih, sepinggan beras kunyit dan secarat doa selamat sebagai bentuk penghargaan kami masyarakat Melayu yang taat adat. Karena sesuai petuah yang tua-tua, Tuan harus kami tinggikan seranting dan kami majukan selangkah. Kami taburkan bunga sewangi kasturi dan kami sematkan tanjak sebagai mahkota penghargaan.
Apa tanda Kepulauan Riau bertuah
Adat budaya kami bentangkan
Apa tanda tetap terjaganya sebuah marwah
Penghormatan kepada Tuan kami haturkan.
Tuan Presiden,…
Masih kuat dalam ingatan kami ketika pada 28 September 2021 lalu Tuan berkunjung ke Kepulauan Riau untuk yang ke dua kalinya. Dengan berbasah-basah karena hujan yang mengguyur, Tuan tetap bersemangat menanam 49.500 bibit pohon bakau di Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang, Kota Batam. Betapa perasaan kami begitu bahagia karena perhatian Tuan pada daerah kami agar tetap hijau, tetap segar, begitu besarnya. Dalam perubahan iklim global yang kian memanas akibat pengaruh efek rumah kaca yang terjadi karena suhu panas yang terjebak di atmosfir bumi, menjadikan Tuan mendorong kami untuk tetap konsisten menjaga lingkungan dan alam.
Namun satu hal yang membuat hati dan perasaan kami membuncah, lima belas menit sebelum Tuan meninggalkan Kepulauan Riau untuk kembali ke Jakarta, di ruang VIP Bandara Hang Nadim Kota Batam, Tuan menepuk pundak Gubernur Ansar Ahmad. Saya lihat itu bukan sebuah tepukan biasa. Bukan sebuah tepukan tanda berpamitan karena Tuan ingin pulang.
Dalam tepukan itu ternyata Tuan menyampaikan niat yang disampaikan kepada Gubernur kami Ansar Ahmad tentang rencana Tuan yang ingin membuat jembatan membelah laut. Tuan akan membangun Jembatan Batam Bintan yang sudah lama kami rindukan. Sehari setelah itu, melalui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tuan memanggil Gubernur kami ke Jakarta. Tuan meminta Gubernur Ansar Ahmad untuk mempersiapkan segala sesuatunya sehubungan rencana Tuan yang akan membangunan jembatan membelah laut di Kepulauan Riau.
Perasaan kami seperti membumbung tinggi. Bunga-bunga bahagia memenuhi dada. Semangat kami menggulung kuat seperti ombak laut Natuna di musim utara. Keinginan Tuan yang akan membangun Jembatan Batam Bintan sungguh sebuah pematik api yang membakar semangat untuk tetap konsisten menjaga negeri ini. Menjadikan kami sebagai warga yang tinggal di perbatasan, pesisir dan bagian ujung Negara ini, menjadi merasa terhormat.
Karena tetangga kita Singapura dan Malaysia yang jaraknya hanya sepenebaran jaring dan jala, begitu megah dengan berbagai infrastruktur dan bermandikan cahaya. Pada hal Agustus 2022 nanti bangsa kita sudah berumur 77 tahun. Tetapi lihatlah Kepulauan Riau yang masih jauh tertinggal dibanding mereka. Dibangunnya Jembatan Batam Bintan akan menjadi bukti legasi Tuan sebagai pemimpin bangsa yang besar.
Untuk itu Tuan,….
Masyarakat Kepulauan Riau yang bertebaran di 2.408 pulau, melaui ombak dan angin mereka menitipkan salam penghormatan. Sungguh mereka semua ingin bertemu dan mencium tangan Tuan sebagai tanda terima kasih dan penghargaan. Tetapi karena laut yang terlalu luas memisahkan tempat mereka tinggal, hanya bisa melihat Tuan melalui siaran televisi, mendengar suara Tuan yang penuh wibawa melalui radio dan mengirimkan doa kepada Tuan lewat angin dan air pasang.
Di tengah kondisi Kepulauan Riau yang masih terus berjuang memulihkan ekonomi, Gubernur kami Ansar Ahmad juga tidak pernah berhenti menebar espektasi. Berbagai kebijakan dibuat agar kami yang kecil bisa merajut asa dan merealisasikan mimpi. Agar kami yang di pinggir dan pesisir tidak semakin teraleneasi pada jurang-jurang ketertinggalan yang tidak bertepi. Meski kami terpencar dan tinggal di pulau-pulau, tetapi semangat membangun dan memberdayakan kami, terus dilakukan.
Selain program recovery ekonomi dengan berbagai stimulus dan kebijakan, Gubernur kami juga sangat konsen bagaimana membangun raga kami agar kuat dan sehat. Hal ini terbukti, pencapaian vaksinasi di Kepulauan Riau termasuk tertinggi di negeri yang Tuan pimpin. Saat ini vaksinasi baik untuk usia anak-anak, orang dewasa dan lansia sudah mencapai lebih dari 90 persen. Herd immunity masyarakat Kepulauan Riau saat ini juga dinilai sangat baik.
Masyarakat Kepulauan Riau yang tinggal di 141 kelurahan dan 275 desa juga mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga. Karena berkat program Kepri Terang yang digagas Gubernur Ansar Ahmad yang merupakan manifestasi dari program Indonesia Terang dari Tuan Presiden, desa dan kelurahan yang kami tinggali kini bisa semuanya menikmati listrik. Di tahun 2022 ini, Rasio elektrifikasi desa di Kepulauan Riau bisa mencapai 100 persen.
Sebelumnya, sebagian dari mereka harus hidup dalam kegelapan. Puluhan tahun mereka begitu berharap cahaya lampu yang dihasilkan dari mesin-mesin pembangkit listrik yang dibangun PLN bisa mereka rasakan. Mereka-mereka ini tinggal di Dusun Binjai, Dusun Harapan Jaya di Natuna. Kemudian Desa Batu Belubang, Mensanak, Pulau Bukit, Kelombok, Penaah, Pekajang dan Berhala di Kabupaten Lingga. Mereka juga tinggal di Desa Buluh Patah dan Tebias di Karimun, Impol dan Keramut di Anambas serta Lengkang, Kare dan Sarang di Kota Batam.
Setelah begitu lama mereka berharap, tahun ini Gubernur Ansar Ahmad memenuhi keinginan mereka untuk menikmati secercah cahaya dari listrik PLN. Rumah-rumah mereka kini semarak dengan lampu. Kehidupan mereka bangkit, semangat mereka membara dan mereka bangga sebagai anak bangsa. Anak-anak mereka kini juga bisa belajar dengan tenang karena lampu yang menerangi dengan terang benderang. Desa dan pulau mereka jadi hidup, setelah begitu lama seperti tidak bernyawa.
Akhirnya selamat mengunjungi negeri kami, Tuan Presiden. Selalu ingatlah kami yang jauh, agar negeri ini terus besar dan menjadi negeri tangguh dengan ekonomi yang tidak pernah lelah untuk tumbuh.