BATAM, deltakepri.co.id – Badan Pengusahaan (BP) Batam menggelar Entry Meeting Pengawasan Kearsipan Internal sebagai bentuk kesiapan dalam menyambut kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Acara ini berlangsung pada Selasa (29/4/2025) di Conference Hall IT Centre, dan dihadiri oleh para pejabat serta perwakilan pegawai kearsipan dari 24 unit kerja di lingkungan BP Batam.
Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Alexander Zulkarnain, yang didampingi oleh Kepala Biro Umum, Budi Susilo.
Dalam sambutannya, Alexander menekankan pentingnya pengelolaan arsip yang baik sebagai bagian dari memori kolektif organisasi dan bangsa.
“Kegiatan pengawasan ini penting sekali dalam kearsipan kita. Arsip sebagai rekaman peristiwa dan kegiatan memiliki nilai yang sangat krusial bagi organisasi dan merupakan memori kolektif bangsa,” ujar Alexander.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa arsip tidak hanya berfungsi sebagai sumber informasi dan alat akuntabilitas kinerja, namun juga sebagai aset bernilai sejarah dan hukum.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan arsip yang baik merupakan indikator penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
Alexander juga mengimbau seluruh pelaksana kearsipan di lingkungan BP Batam untuk mengikuti kegiatan ini secara maksimal hingga proses penilaian akhir, guna mencapai target peningkatan nilai pengawasan arsip oleh ANRI pada tahun 2025.
“Dengan target yang ada, saya berpesan kita harus selalu memupuk rasa tanggung jawab perbaikan kualitas pengelolaan arsip serta sebagai langkah menentukan arah dan tujuan pengelolaan ke depan,” pungkasnya.
Dalam laporan kegiatan, Kepala Bagian Tata Persuratan dan Kearsipan, Benny Yudhistira, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, BP Batam berhasil mencapai tingkat digitalisasi arsip sebesar 72,77 dengan kategori “BB” (sangat baik). Tahun ini, BP Batam menargetkan capaian sebesar 80.
“Kami mengharapkan kerja sama seluruh unit kerja agar lebih peduli terhadap pengelolaan arsip guna menjamin ketersediaan arsip yang autentik, utuh, dan terpercaya,” kata Benny. (*)