TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad memimpin langsung rapat pemaparan rencana pembangunan Estuary DAM Teluk Bintan dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Ruang Rapat Utama Lantai IV Kantor Gubernur Kepri, Dompak, Selasa (10/6/2025).
Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang sebelumnya dibahas dalam ajang World Water Forum di Bali, dan menjadi langkah penting dalam memperkuat ketahanan air di Kepri, khususnya Bintan dan Batam.
Dalam rapat tersebut, Konsorsium PT Tamaris Hydro dan PT Moya Indonesia memaparkan rencana pembangunan DAM estuari beserta jaringan transmisi air yang mencakup Pulau Bintan dan Batam. Proyek ini ditargetkan mengatasi potensi defisit suplai air baku pada tahun 2029.
“Karena pelaksanaannya di daerah, tentu harus kita dampingi penuh. Urusan sosial, lingkungan, dan pengadaan lahan perlu dikawal sejak awal. Pemprov Kepri akan bentuk tim kecil untuk mendampingi proses ini,” ujar Gubernur Ansar.
Vice President PT Moya Indonesia, Daud, menjelaskan bahwa proyek ini meliputi pembangunan DAM, reservoir, jalan di atas bendungan, unit air baku, dan unit produksi air bersih yang terintegrasi dengan jaringan distribusi.
Gubernur Ansar menegaskan bahwa proyek ini harus memberi manfaat sosial dan ekonomi nyata bagi masyarakat. Ia meminta konsorsium melibatkan warga sejak awal serta rutin berkoordinasi dengan Pemprov untuk mengantisipasi dampak jangka panjang.
“Kita ingin proyek ini mendongkrak pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan menambah pendapatan daerah. Tapi yang utama, ketahanan air kita bisa dijaga,” jelasnya.
Untuk mempercepat pelaksanaan, Gubernur juga menginstruksikan seluruh OPD terkait untuk mendukung integrasi proyek ke dalam RTRW, RISPAM, serta kajian lingkungan dan penetapan lokasi.
“Regulasi dan fasilitasi kita bantu, tapi sosialisasi ke masyarakat tidak boleh terabaikan. Ini proyek besar yang menyangkut kebutuhan hidup orang banyak,” pungkasnya. (*)