TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, menyampaikan pidato pertamanya dalam Rapat Paripurna DPRD Tanjungpinang di Kantor DPRD, Senin (3/3/2025).
Rapat ini membahas visi dan misi kepemimpinannya bersama Wakil Walikota Raja Ariza selama lima tahun ke depan.
Rapat Paripurna tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Tanjungpinang, Agus Djurianto, didampingi Wakil Ketua DPRD, Wakil Walikota, serta seluruh anggota DPRD dan Kepala OPD di lingkungan Pemko Tanjungpinang.
Dalam pidatonya, Lis menegaskan bahwa Tanjungpinang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi kota yang berbudaya, indah, melayani, dan aman jika dikelola dengan baik.
Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, infrastruktur, serta pengembangan ekonomi kreatif dan teknologi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, agamis, kreatif, berteknologi, dan berintegritas.
Namun, Lis juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi terkait kondisi keuangan daerah.
Berdasarkan Surat Edaran Walikota Tanjungpinang Nomor B/900/12 12/4.4.01/2025 tanggal 14 Februari 2025, kondisi APBD Tahun Anggaran 2025 dalam keadaan tidak stabil.
“Terdapat tunda bayar atau hutang APBD 2024 senilai Rp69,38 miliar yang tersebar di 32 perangkat daerah dengan jumlah yang bervariasi,” ungkap Lis.
Selain itu, perubahan kebijakan pemerintah pusat terkait pengurangan alokasi dana transfer ke daerah juga menjadi tantangan tambahan.
Meski begitu, Lis optimistis ada peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui optimalisasi Pajak Bumi dan Bangunan, retribusi parkir, serta pemanfaatan aset daerah.
Dari hasil observasi terhadap dokumen APBD, Lis menemukan bahwa beberapa pos belanja daerah tidak mencukupi untuk satu tahun penuh.
“Anggaran saat ini hanya cukup untuk belanja selama 8 hingga 10 bulan, termasuk TPP ASN yang baru dianggarkan untuk 7 bulan saja,” tambahnya.
Lis menegaskan bahwa kondisi APBD Tanjungpinang yang memprihatinkan ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan DPRD.
Ia mengajak semua pihak untuk bekerja sama mencari solusi, termasuk melalui kebijakan realokasi anggaran dan sinergi dengan DPRD.
“Sebagaimana peribahasa mengatakan, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Gotong-royong adalah kunci dalam menghadapi tantangan ini,” pungkas Lis. (DK)