Opini

Penguatan Ekonomi Kerakyatan Wali Kota UMKM

×

Penguatan Ekonomi Kerakyatan Wali Kota UMKM

Sebarkan artikel ini
Wali Kota Rahma sedang menyalami pelaku UMKM kota Tanjungpinang/f-feb

Pembangunan kemandirian ekonomi masyarakat menjadi prioritas dan atensi khusus Wali Kota Tanjungpinang Rahma.

Keterbatasan anggaran tidak membuat mantan anggota DPRD Tanjungpinang ini kehilangan akal dan semangat untuk memperkuat pembangunan sektor ekonomi kerakyatan.

Dengan latar belakang dan segala pengalamannya, Rahma mampu mencari sumber-sumber pembiayaan demi terlaksananya pembangunan dan program mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat Tanjungpinang.

Terakhir pada tahun 2022 lalu, wali kota menyerahkan bantuan bajak (cultivator) kepada 12 kelompok tani.

Tidak berhenti pada pemberian bantuan peralatan pendukung, belasan kelompok tani lainnya juga mendapatkan bantuan bibit cabai, mulsa, pompa air berikut selang hisap buang, dan electric sprayer.

Pemberian bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan para kelompok tani. Petani yang mengembangkan budi daya jamur, menerima bantuan baglog jamur atau media tanam jamur tiram.

“Bantuan ini merupakan stimulan ekonomi masyarakat yang nyata terdampak akibat pandemi Covid-19. Pemerintah wajib hadir untuk mengembalikan dan memulihkan kekuatan ekonomi rakyat. Kita harapkan masyarakat mampu bangkit untuk memperkuat kesejahteraan keluarganya,” ungkap Rahma.

Keberhasilan Rahma dalam meningkatkan kinerja Pemerintah Kota Tanjungpinang dalam hal tata kelola keuangan daerah, perbaikan pelayanan umum pemerintahan, pemenuhan pelayanan dasar publik, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat menghasilkan apresiasi dari pemerintah pusat.

Apresiasi tersebut berbuah manis dengan diterima Dana Insentif Daerah (DID) untuk Kota Tanjungpinang.

Sumber pembiayaan yang diperoleh atas penilaian tingginya kinerja Pemerintah Kota Tanjungpinang itu, seolah menjadi bonus bagi wali kota untuk memperkuat upayanya membangun kemandirian masyarakat Kota Tanjungpinang.

Tidak menunggu lama, wali kota pun menyentuh pembangunan di sektor peternakan.

Yang menonjol dari program pembangunan kemandirian ekonomi yang dilaksanakan wali kota adalah jenis bantuan diberikan sesuai dengan kebutuhan penerimanya. Tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan penerima bantuan.

Sebanyak 20 keluarga peternak unggas diperkuat dengan bantuan 180 ekor ayam buras dan itik petelur.

Untuk yang berbisnis telur asin, diberikan bantuan berupa peralatan pengolahan telur asin.

Sementara kelompok-kelompok peternak menerima bantuan ribuan ekor DOC, pakan ternak, serta peralatan pendukung lainnya.

Sementara sebanyak 16 kelompok tani wanita menerima bantuan peralatan pertanian berupa peralatan tani dan bibit pertanian.

Untuk 9 kelompok tani yang dinilai memerlukan bantuan dana segar, diberikan bantuan mulai dari Rp 15 juta sampai dengan Rp 60 juta.

Terbatasnya ketersediaan lahan pertanian di Kota Tanjungpinang, tidak menjadi hambatan bagi wali kota untuk membangun dan menciptakan kemandirian pangan masyarakat di daerah perkotaan.

Dengan terlebih dahulu membentuk kelompok-kelompok peternak di lahan sempit, wali kota lantas memberikan fasilitas peternakan lele.

Sebanyak 15 kelompok peternak, diberikan bantuan masing-masing 50 buah ember berkapasitas 80 liter, 5000 ekor bibit lele, 10 kilogram bibit kangkung, dan peralatan pendukung budidaya lele dalam ember.

Stimulan berupa bantuan perlatan pertanian dan peternakan tersebut, terbukti berhasil menciptakan kemandirian ekonomi dan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.

Dengan tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok tani dan ternak, masyarakat mampu mengurangi ketergantungan terhadap ketersediaan kebutuhan pangan dari pasar.

Secara mandiri masyarakat yang tergabung dalam kelompok mampu memenuhi kebutuhan keluarganya, dan bahkan mengoptimalkan pengelolaan hasil tani dan ternak sebagai sumber pemenuhan ekonomi keluarga.

Seperti penampilannya yang juga sederhana, wali kota yang anak petani ini mampu membuat program sederhana menjadi luar biasa.

Atas kontinuitas program pembangunan kemandirian ekonomi masyarakat tersebut, tingkat inflasi di Kota Tanjungpinang berada pada level 3 terbaik se-Sumatera dan level 7 terbaik di tingkat nasional.

Masyarakat Tanjungpinang mampu mengurangi ketergantungan pemenuhan kebutuhan harian dari pasar.

Tinggi rendahnya inflasi yang sangat dipengaruhi oleh kesenjangan tingkat permintaan dan ketersediaan, mampu dikendalikan.

Meski Tanjungpinang bukan merupakan daerah penghasil, namun Rahma justru berhasil mengendalikan angka inflasi.

Pembangunan sektor ekonomi kerakyatan ala Rahma, juga menyentuh ke kelompok pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pelaku industri kecil dan menengah (IKM).

Tentu saja, karena wali kota yang satu ini memang sangat identik dan lebih sering disebut warganya dengan wali kotanya UMKM.

Pada tahun 2022, wali kota menggelar rangkaian kegiatan pembangunan sektor ekonomi kecil dan menengah.

Melalui sumber dana DAK Fisik, Rahma membangun Sentra IKM makanan ringan di wilayah Kecamatan Tanjungpinang Timur lengkap dengan penyediaan 147 unit alat pendukung produksi.

Sedangkan dana DAK Non Fisik juga dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pelatihan kewirausahaan, pelatihan teknik produksi, fasilitasi sertifikasi produksi, promosi, dan pemberian sertifikat halal kepada lebih dari 40 para pelaku IKM.

Sertifikasi halal sangat penting, karena merupakan salah satu komponen yang harus dimiliki pelaku UMKM/IKM untuk menembus pasar Swalayan.

Tentu saja juga didukung dengan adanya kebijakan tegas dari wali kota, bahwa swalayan harus menyediakan tempat khusus untuk menampung produk UMKM/IKM di sekitarnya.

Swalayan tidak dapat mengelak, karena produk UMKM/IKM warga telah memiliki sertifikasi halal, kelaikan produk, dan kemasan yang memenuhi standar swalayan.

Persyaratan yang sebelumnya telah diantisipasi wali kota dengan menyediakan klinik bisnis di Dinas Perdagangan dan Perindustrian, serta keberlanjutan pelatihan-pelatihan kewirausahaan.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan sumber pembiayaan dari APBD. Karena jumlahnya juga tidak besar. Namun bersyukur, atas kinerja baik seluruh jajaran kita mendapat prediket baik dalam hal penyelenggaraan pemerintahan dan menerima bonus anggaran dari APBN dan sumber-sumber lainnya,” ungkap Rahma.

Momen Hari Jadi ke-239 Tanjungpinang 6 Januari lalu, benar-benar menjadi berkah bagi seluruh masyarakat Tanjungpinang.

Tidak hanya pelaku UMKM dan pedagang kecil saja yang mendapat berkah di Lapangan Pamedan.

Sebanyak 200 penjahit rumahan menerima bantuan berupa 150 unit mesin jahit, dan 50 unit mesin jahit obras.

Sedangkan 30 pelaku usaha kedai kopi memiliki kesempatan untuk mengembangkan usahanya, dengan mendapatkan bantuan 30 unit mesin kopi espresso.

Tidak sekadar melaksanakan pelatihan menjahit dan obras pada tahun sebelumnya, wali kota mempertajam dukungan dan konsistensinya mendorong penguatan ekonomi kerakyatan di Tanjungpinang dengan sekaligus memberikan mesin jahit dan obras.

Rahma menyadari bahwa kekuatan ekonomi Tanjungpinang justru berada di sektor UMKM dan IKM.

Penguatan sektor ini diharapkan menjadi daya dukung terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan perekonomian daerah.

Dukungan Rahma terhadap penguatan sektor ekonomi kerakyatan kepada para pelaku UMKM/IKM juga terlihat sangat tegas, dan nyata.

Penataan pedagang dan pelaku UMKM, tidak sampai harus mengorbankan eksistensi para pedagang kecil.

Alih-alih mengusir para pedagang kaki lima, Rahma justru merelokasikan para pedagang ke tempat yang lebih aman dan nyaman.

Seperti relokasi puluhan pedagan kaki lima di terminal Sungai Carang, contohnya.

Para pedagang disediakan tempat yang lebih respresentatif, hingga keberadaannya justru menciptakan keindahan dan tidak mengganggu pengguna jalan.

Untuk merapikan keberadaan pedagang kaki lima, atau Rahma lebih suka menyebutnya dengan pelaku UMKM, wali kotanya UMKM ini juga telah merencanakan pembangunan fasilitas baru di kawasan Bintan Center yng ditujukan untuk merelokasi para pedagang.

Di wilayah Tepi Laut yang juga merupakan simpul ekonomi di Tanjungpinang, Rahma menyulap kawasan kuliner Melayu Square menjadi “bling-bling” alias kinclong dan lebih memiliki daya tarik wisata.

Kawasan kuliner yang dalam perjalanan waktunya terlihat suram itu, kini menjadi jauh lebih representatif.

Yang pasti jauh lebih bersih, lebih rapi, serta dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang membuat warga tidak lagi enggan untuk duduk di dalamnya.

Kawasan itu telah diresmikan, dan mampu menampung lebih banyak pelaku UMKM

Saking identiknya dengan UMKM, wali kota bahkan sampai harus sedikit melawan kebijakan pembuat kebijakan yang lebih tinggi.

Rencana Pemerintah Provinsi Kepri untuk membangun suatu perkantoran organsasi tertentu di kawasan Anjung Cahaya, ditolak wali kota. Apa pertimbangan yang disampaikan wali kota?

Di Anjung Cahaya terdapat ratusan pelaku UMKM yang menggantungkan hidup dan perekonomian keluarganya selama belasan tahun di tempat itu.

Rahma belum bersedia memberikan laluan terhadap rencana pembangunan kantor suatu organisasi tingkat provinsi itu, jika ratusan pelaku UMKM di Anjung Cahaya belum disediakan tempat untuk relokasi.

Dengan pertimbangan dan pemikiran terhadap keberlangsungan ekonomi ratusan keluarga pelaku UMKM, Rahma mungkin rela dianggap “ngeyel”.

Di awal tahun 2023, Rahma kembali membuat kegiatan sederhana menjadi luar biasa.

Peringatan Hari Jadi ke-239 Tanjungpinang awal Januari lalu, benar-benar menjadi milik masyarakat dan milik pelaku UMKM di Tanjungpinang.

Selama 2 hari, Lapangan Pamedan berubah menjadi lautan manusia. Ya, di taman kota yang pernah menjadi tempat konser Band Kotak itu, Rahma menggelar Bazar Hari Jadi ke-239 Tanjungpinang.

Selama 2 hari, Lapangan Pamedan menjadi ajang atraksi 37 penggiat seni budaya tradisi berbagai etnis yang hidup rukun berdampingan di Kota Tanjungpinang.

Puluhan pelaku UMKM mengikuti bazar. Dan hanya dalam waktu 2 hari, omset peserta bazar mencapai angka Rp 183 juta.

Angka itu tidak termasuk peningkatan omset yang pastinya juga diperoleh para pedagang kaki lima, yang tidak dihitung panitia.

Ucapan syukur dan terima kasih tidak henti disampaikan para peserta bazar. Bahkan seluruhnya berharap perayaan Hari Jadi Tanjungpinang, dan bazar bisa dilaksanakan setidaknya selama 5 hari.

Usai bazar Hari Jadi ke-239 Tanjungpinang, wali kota bergerak ke arah kawasan Kota Lama di Jalan Merdeka.

Dengan dukungan masyarakat etnis Tionghoa dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Tanjungpinang, sejak sekitar tanggal 21 Desember 2022 wali kota menggelar kegiatan bazar Imlek 2574.

Hingga tanggal 19 Januari, panitia bazar Imlek memperkirakan perputaran uang selama bazar telah mencapai kisaran Rp 1 miliar. Perputaran angka yang fantastis bagi para pelaku UMKM yang mengikuti bazar.

Mungkin, karena berbagai program dan sepak terjangnya dalam membangun dan memperjuangkan keberlangsungan ekonomi pelaku UMKM/IKM itu Rahma sampai digelari pelaku usaha ekonomi kecil dengan wali kota UMKM.

Wali kota dengan penampilan sederhana, dan mampu membuat hal sederhana menjadi luar biasa.

Penulis : Teguh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *