KepriTanjungpinang

Pemerataan Akses Listrik di Kepri Meningkat Tajam, Ansar: Kini Tinggal Satu Desa Saja

×

Pemerataan Akses Listrik di Kepri Meningkat Tajam, Ansar: Kini Tinggal Satu Desa Saja

Sebarkan artikel ini
Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad saat meninjau rumah warga yang baru dialiri listrik, Rabu (16/4/2025)/f-dk

TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Pemerataan akses listrik di Provinsi Kepulauan Riau menunjukkan progres signifikan. Hingga awal April 2025, rasio elektrifikasi di Kepri telah mencapai 98,19 persen.

Artinya, hanya tersisa sekitar 1,81 persen rumah tangga yang belum menikmati aliran listrik.

Kepala Diskominfo Kepri, Hasan, dalam rilisnya  menyebut, bahwa capaian ini menunjukkan peningkatan tajam selama masa kepemimpinan Gubernur H. Ansar Ahmad.

Pada tahun 2020, rasio elektrifikasi baru berada di angka 93,72 persen, dan meningkat setiap tahun: 94,50 persen (2021), 96,32 persen (2022), 97,99 persen (2023), hingga 98,19 persen tahun ini.

Pencapaian ini tak lepas dari Program Kepri Terang yang digalakkan sejak 2021.

Melalui program tersebut, sebanyak 155 pulau kini telah dialiri listrik oleh PLN, dan 31 pulau lainnya mendapat bantuan listrik dari pemerintah (non-PLN).

“Terdapat satu desa yang belum dialiri listrik, yakni Desa Lalang di Kabupaten Lingga, hasil pemekaran wilayah,” ungkap Gubernur Ansar Ahmad, Rabu (16/4/2025).

Seiring itu, sistem isolated PLN yakni sistem pembangkit listrik mandiri juga mengalami peningkatan durasi operasional.

Dari 110 sistem isolated PLN yang ada, 41 sistem kini menyala 24 jam, sementara 69 lainnya beroperasi 14 jam per hari.

Jumlah ibu kota kecamatan yang listriknya masih menyala hanya 14 jam kini tersisa 3 saja, jauh berkurang dibanding 11 kecamatan pada 2020.

Selama periode 2021–2024, program ini telah membangun genset atau sistem tenaga surya (solar home system) di 21 pulau, serta jaringan listrik di 59 desa dan pulau lainnya.

Pemerintah juga menyalurkan 12.764 bantuan pasang baru listrik (BPBL), baik melalui APBD, APBN, CSR, maupun skema SHS.

“Pembangunan sarana tenaga listrik di 38 pulau berpenghuni yang belum teraliri listrik menjadi prioritas,” tegas Ansar.

Ia juga menargetkan seluruh sistem isolated PLN di 69 lokasi dapat beroperasi 24 jam, terutama di tiga ibu kota kecamatan yang masih memiliki durasi terbatas.

“Saya optimis pemerataan listrik di Kepri akan terwujud sepenuhnya di masa kepemimpinan saya,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *