PolitikTanjungpinang

Lis – Raja Maknai Hari Pahlawan dengan Berkarya di Balik Persoalan Masyarakat

×

Lis – Raja Maknai Hari Pahlawan dengan Berkarya di Balik Persoalan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Paslon Lis - Raja saat sampaikan program di hadapan warga/f-tim-lis-raja

TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Hari Pahlawan Nasional 10 November pada setiap bulannya selalu memiliki makna mengenang jasa para pahlawan memperjuangkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Begitu pula, Calon Wali Kota Tanjungpinang Lis Darmansyah mengungkapkan, cara memperingati Hari Pahlawan masa kini berbeda dengan dahulu.

Jika dulu dengan angkat senjata, sekarang ini memperingatinya Hari Pahlawan dengan cara berkarya.

“Artinya sebagai warga negara kita sudah mulai bagaimana berpartisipasi aktif membangun daerah dengan memberikan motivasi, masukkan, kritikan yang positif terhadap persoalan berkaitan dengan masyarakat, pembangunan maupun sosial bermasyarakat,” jelas Lis, Sabtu (9/11/2024) malam.

Dalam memperingati Hari Pahlawan, Lis mengajak generasi muda untuk mengisi, menghargai, menghormati perjuangan para pahlawan tidak sekedar peringatan melainkan makna yang terkandung dalam peringatan Hari Pahlawan tersebut.

“Memaknai nilai dari sebuah perjuangan, dulu angkat senjata tapi sekarang tentunya memberikan masukkan, memberikan hal hal positif untuk kepentingan daerah kita masing-masing,” ujarnya.

Selain itu, Hari Pahlawan Nasional merujuk pada puncak perlawanan rakyat Indonesia pada pertempuran Surabaya yang pecah pada 10 November 1945.

Tidak hanya itu, terdapat salah satu pejuang dari Provinsi Kepulauan Riau yakni Raja Haji Fisabilillah yang ditetapkan menjadi pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 072/TK/1997 tanggal 11 Agustus 1997 atas pengorbanannya dalam Perang Riau pada 6 Januari 1784.

Raja Haji Fisabilillah ini dianugerahi gelar pahlawan nasional atas pengorbanannya dalam Perang Riau pada 6 Januari 1784. Perang Riau merupakan perang bahari melawan pasukan VOC-Kolonial Belanda.

Puncak perang terjadi pada tanggal 6 Januari 1784, di mana pasukan Raja Haji Fisabilillah berhasil menenggelamkan kapal komando Belanda dan menghina pimpinan eskader Belanda. Belanda menarik pasukannya ke Malaka, tetapi Raja Haji Fisabilillah melakukan serangan balik.

Belanda kemudian mengirimkan armada besar ke Malaka untuk menggempur pertahanan Raja Haji.

Pada tanggal 18 Juni 1784, terjadi perang yang terkenal dengan sebutan perang sosoh yaitu perang satu lawan satu. Dalam perang ini Raja Haji Fisabilillah bersama lebih kurang 500 pasukan gugur.

Jenazah Raja Haji Fisabilillah dimakamkan di Bukit Bendera Malaka, Malaysia, namun kemudian dipindahkan ke Pulau Penyengat oleh putranya Raja Jakfar.

Peristiwa 6 Januari 1784 kemudian diabadikan menjadi Hari jadi Kota Tanjungpinang dan Raja Haji Fisabilillah kemudian dijadikan Pahlawan Nasional Republik Indonesia. (DK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *