PolitikTanjungpinang

Kritik Pengelolaan Pasar Puan Perak, Lis Janji Bakal Revitalisasi Ulang

×

Kritik Pengelolaan Pasar Puan Perak, Lis Janji Bakal Revitalisasi Ulang

Sebarkan artikel ini
Lis Darmansyah kritik pengelolaan Pasar Puan Perak, Senin (18/11/2024)/f-dk

TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Pasar merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual dalam melakukan transaksi jual beli barang, termasuk kebutuhan pokok.

Calon kepala daerah Tanjungpinang, Lis Darmansyah telah berkomitmen untuk melakukan revitalisasi ulang terhadap Pasar Puan Perak dan pasar lainnya di Tanjungpinang.

“Pasar Puan Perak yang ada saat ini, jika terus dipaksakan seperti itu, akan sulit mendapatkan pembeli. Hal ini membuat pedagang menjadi korban, sehingga lambat laun mereka berhenti berjualan,” ujar Lis pada Minggu (17/11/2024) malam.

Lis juga menegaskan bahwa saat ini pedagang yang berjualan di lorong-lorong dibiarkan mencari nafkah dengan kondisi yang ada. Sebagai pemimpin, menurutnya, harus memahami situasi para pedagang.

Ke depan, langkah Lis Darmansyah adalah melakukan revitalisasi ulang terhadap Pasar Puan Perak. Rencana ini melibatkan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.

“Nantinya, akses pasar akan diperbaiki, mulai dari depan Laut Jaya, disambungkan hingga ke Pasar Ikan, lalu diarahkan ke lahan kosong di sebelah kanan agar kendaraan roda dua dan empat bisa masuk dengan mudah,” jelas Lis.

Lis juga menyoroti persoalan keamanan pasar. Kondisi pasar saat ini tidak aman, terutama karena jalan yang licin, yang berdampak buruk bagi para pedagang.

Dia berharap revitalisasi dapat menciptakan lingkungan pasar yang lebih layak, tertib, dan bersih sehingga memudahkan akses bagi masyarakat untuk berbelanja. Dengan demikian, pedagang juga akan kembali mendapatkan pembeli seperti dahulu.

Selain itu, Lis juga mengusulkan konsep Food Street Bintan Center yang diharapkan mampu menarik pembeli dengan melakukan perbaikan pasar secara keseluruhan.

“Yang paling penting, dalam menciptakan pasar ekonomi, harus ada transaksi antara pembeli dan penjual. Jika hanya fokus pada konsep pedagang tanpa pembeli, maka pedagang akan dirugikan, dan ini akan melemahkan ekonomi Tanjungpinang,” pungkas Lis. (DK)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *