Delta Kepri – Komisi I DPRD Kabupaten Natuna, bersama Dinas Pendidikan pada Senin, (03/09/2019) pagi melakukan sidak (Inspeksi mendadak), setelah mendapat kritikan dari warga melalui media sosial facebook.
Kritikan tersebut di posting oleh pengguna medsos bernama Widya Wati, dalam group Berita Natuna, tentang sarana, prasarana sekolah yang terbilang tidak memadai.
Dalam postingannya, Widya Wati menyebutkan, “ beginilah keadaan kursi guru-guru SMP 2 Bunguran Timur. Dari pertama mengajar sampai sekarang, tidak pernah berganti kursi. Jangankan nak punya Wi-Fi, seperti sekolah-sekolah di kota besar. Kursi siswa dan gura saja sudah banyak yang rusak. Ada tidak ya, yang berminat ingin menyumbang kursi buat sekolah kami?. Sakit juga pantat duduk di kursi model macam ini, “ ujar Widya Wati dalam akun facebooknya.
Postingan Widya Wati ini, mendadak viral, memperoleh 211 like, 305 komentar dari berbagai kalangan pengguna jaringan sosial.
Debat yang bewarna warni menanggapi postingan ini, akhirnya membuat Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Sofian dan anggotanya Eri Marka, bersama Seketetaris Dinas Pendidikan, Tabrani mendatangi Sekolah Adiwiyata SMP Negeri 2, guna melihat langsung kondisi sekolah tersebut.
Kehadiran para wakil rakyat, dan dinas terkait ini disambut langsung oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 2, Faturrahman.
Setibanya di sekolah, para wakil rakyat, dan utusan dinas terkait, didampingi Kepala Sekolah, langsung meninjau sejumlah ruangan belajar.
Saat inspeksi, ditemukan sejumlah meja dan kursi, tidak layak pakai, serta plafon ruang kelas dalam keadaan rusak. Kondisi plapon yang rusak ini, dikuatirkan menjadi ancaman bagi para siswa apabila kepingannya terjatuh.
Dari hasil pantauan, kondisi SMP Negeri 2 Ranai yang memiliki 11 ruangan belajar dan 260 murid ini, diketahui tidak hanya mengalami kerusakan pada plapon.
Sekolah menengah pertama ini, juga masih membutuhkan pembangunan ruang aula.
Menindaklanjuti yang terjadi, Komisi I DPRD Natuna akan mengadakan hearing dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna guna mencari solusi dalam mengatasi persoalan dunia pendidikan, khususnya yang dialami oleh SMP Negeri 2 Ranai.
”Kita, Komisi I DPRD, bersama Dinas Pendidikan, akan membahas hal ini, nanti jam 13.00 Wib di kantor,” ujar Wan Sofian Ketua Komisi I DPRD Natuna kepada sejumlah wartawan.
Pada kesempatan itu, Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Sofian juga sempat bertemu langsung dengan Ibu Widiawati, salah satu guru yang telah memposting foto kursi sekolah tidak layak pakai, melalui jaringan sosial facebooknya.
Dari pantauan wartawan, Widiawati terlihat mengeluarkan air mata, saat bertemu dengan Ketua Komisi I DPRD Natuna.
Dihadapan awak media, Widyawati meminta maaf dan menjelaskan maksud serta tujuan dari postingan tersebut.
Menurutnya, postingan tersebut merupakan luahan isi hati dengan harapan agar fasilitas sekolah seperti bangku dan meja bisa diatasi, untuk menunjang proses belajar mengajar.
Menurut Eri Marka, Anggota Komis I DPRD Natuna, selain akan mengganti kursi dan meja yang sudah rusak, semua atap plapon sekolah yang sudah bocor, dan hampir roboh juga akan segera di perbaiki, tepatnya pada tahun anggaran 2019 mendatang.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Ranai, Faturrahman mengucapkan terima kasih atas kehadiran Komisi I DPRD Natuina dan Dinas Pendidikan.
Karena secara langsung bisa menyaksikan kondisi sekolah yang dipimpinnya.
Dalam pertemuan itu, Faturrahman sempat menyampaikan keberadaan ruang laboratorium khususnya kesiapan computer, yang terbilang masih kurang, dan menjadi salah satu kendala dalam menghadapi UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer).
”Saat ini hanya ada 9 unit computer. Memang kita juga sedang menunggu bantuan CSR dari Bank Riau, untuk penambahan 20 unit computer, kepada sekolah ini,” sebut Faturrahman.
Menurut Faturrahman, pada tahun 2018 akan di berlakukan UNBK, khususnya untuk Kelas 12 atau Kelas III terdapat sebanyak 89 orang, yang dibagi menjadi empat seasion (bagian waktu), untuk mengikuti ujian di laboratorium komputer.
SMP Negeri 2 Ranai, lanjut Faturrahman mempunyai bangunan seluas 2,6 hektar, dengan jumlah guru 22 orang telah banyak mencetak generasi berprestasi, melalui kegiatan lomba event tingkat daerah, provinsi dan nasional yang membawa harum nama Natuna. (**)