BINTAN, deltakepri.co.id – Lokasi bekas galian tambang di Kabupaten Bintan telah banyak memakan korban, dari kejadian itu Bupati Bintan Roby Kurniawan meminta agar instansi terkait menutup lokasi tersebut, Selasa (10/10/2023).
Ia mengungkapkan, bahwa dirinya telah melakukan rapat koordinasi bersama camat serta meminta pemilik lahan dan perusahaan menutup lokasinya dengan cara membuat pagar.
“Tutup semua lokasi bekas galian dan bangun pagar serta pasang himbauan di setiap lokasi tambang,” ungkap Roby.
Lokasi eks tambang di Kabupaten Bintan ini diketahui, kerap memakan korban jiwa, karena tidak adanya ketegasan dari pihak terkait
Terlebib tentang reklamasi ataupun penutupan bekas galian pasca tambang. Untuk itu warga meminta ketegasan pemda Bintan untuk mencari solusi.
Di samping itu, Ketua Pondok Pesantren (Ponpes) Ibnu Khasim Nahdlatul Wathan Majduddin Maazi yang mana santrinya merupakan korban tenggelam bekas galian bauksit, turut angkat bicara.
Ia berharap pemerintah segera mengambil tindakan terhadap bekas galian tambang yang ada di Kabupaten Bintan.
Menurutnya, jika tidak ada solusi terhadap, kedepan dikhawatirkan bakal ada korban jiwa lagi di bekas tambang yang berada dekat pemukiman warga.
Baik itu bekas tambang pasir, tambang granit dan bauksit.
“Kita minta semua berbenah, baik pemda atau pihak terkait lainnya. Jika dibiarkan takutnya kedepan akan ada korban korban selanjutnya,” terang Majduddin.
Berdasarkan data BPBD Bintan tahun 2023 ini, sudah 3 anak tenggelam dibekas galian tambang pasir, tambang granit dan tambang bauksit.
Pertama pada 20 Maret 2023 pelajar berinisal FD tenggelam di bekas kubangan galian pasir di Sungai Kecil, Desa Sebong Lagoi, Kecamatan Teluk Sebong.
Kedua pelajar di Bintan Timur bernama Imelda juga menjadi korban bekas galian tambang granit PT. Bukit Panglong pada 19 September 2023 lalu.
Terakhir yang ketiga, seorang santri jadi korban akibat berenang di bekas kolam galian bauksit di Kampung Bangun Rejo, Kelurahan Gunung Lengkuas Kabupaten Bintan pada (8/10/2023) belum lama ini.***