Gegap gempita masyarakat Tanjungpinang ketika menyambut peresmian jalan layang (flyover) Basuki Rahmat – Dompak oleh Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad SE MM pada Jumat sore, 3 Februari 2023.
Kegembiraan masyarakat Tanjungpinang dan Bintan tentu sangat wajar. Dan luapan kegembiraan itu dibuktikan dengan berjubelnya ribuan masyarakat di sekitar panggung peresmian hingga tengah malam.
Lampu warna warni yang menghiasi sepanjang flyover menambah suasana membuncah dari setiap wajah yang hadir saat itu.
Tanjungpinang sebaga kota tua yang sudah berumur 239 tahun pada 6 Januari 2023 lalu memang seharusnya sudah bertiwikrama menjadi kota modern.
Berbagai gesture yang mencirikan kota maju, modern dan kota impian (the dream city) sudah seharusnya melekat ada ibu kota Provinsi Kepulauan Riau ini.
Karena itu sentuhan perlahan tangan dingin Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad yang menyulap Tanjungpinang menjadi the dream city karena berangkat dari sebuah mimpi besar bagaimana memormulasi Tanjungpinang dari kota kecil yang biasa saja menjadi sebuah kota yang luar biasa.
Karena itu Ansar Ahmad tidak hanya menghadirkan flyover yang didambakan masyarakat, tetapi juga menata kota lama (Jalan Merdeka dan Teuku Umar) sekelas Malioboro Yogyakarta, menghubungkan Pelantar I dan II sebagai jantungnya perekonomian yang memback up kota lama dan sekitarnya serta memperindah Jalan Bandara Raja Haji Fisabilillah.
Tidak hanya itu, Pulau Penyengat sebagai pulau wisata budaya dan heritage dipoles dengan berbagai ornamen penuh keindahan dengan anggaran puluhan milyar rupiah.
Tentu kerja keras yang diletupkan oleh mimpi besar Ansar Ahmad ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.
Kerja besar ini tidak mungkin bisa terealisasi kalau hanya menggantungkan APBD Kepri yang besarnya tidak sampai 4 trilyun rupiah dalam setiap tahunnya.
Tetapi selalu ada jalan bagi Ansar Ahmad. Mantan Bupati Bintan dua periode ini memang sudah teruji dan terbukti soal gagasan besar dengan biaya besar tetapi upayanya selalu membuahkan hasil.
Hal ini bisa dilihat ketika dirinya memimpin Bintan pertama kali. Dari sebuah daerah perkampungan dengan infrastruktur yang minim kini menjelma menjadi sebuah kabupaten dengan berbagai infrastruktur yang mengagumkan.
Dan Bintan akhirnya tidak hanya terkenal secara nasional tetapi juga dunia internasional karena berbagai pencapaian yang sudah diraih melalui tangan dingin Ansar Ahmad yang kini Gubernur Kepri.
Berbagai kerja yang dilakukan oleh Gubernur Ansar Ahmad memang totalitas demi kemajuan negeri yang diimpikannya.
Sebagai putra daerah yang juga seorang politisi ulung, cara kerja Ansar Ahmad tergolong tidak mainstream dalam menakhodai Kepulauan Riau.
Dia bisa dikatakan termasuk salah seorang kepala daerah yang worka holic. Siang malam seluruh tenaga dan pemikirannya dia curahkan bagaimana membawa kapal Kepulauan Riau menuju pulau harapan.
Karenanya, ketika pertama kali mencurahkan gagasan dan ide besar tentang Kepri ke depan yang kemudian dicibir oleh lawan-lawan politiknya, Ansar Ahmad hanya tersenyum.
Sebagai seorang politisi yang sudah teruji, cibiran dan sindiran dia jawab dengan kerja keras. Dia terus melakukan loby ke pemerintah pusat tentang bagaimana mimpinya membangun Kepri sebagai teras negara.
Berbagai upaya itu pelan namun pasti membuahkan hasil. Flyover yang dulunya dianggap oleh sebagian orang hanya sebuah mimpi di siang bolong kini sudah berdiri megah dengan ornamen ukiran melayu yang eksotis serta hiasan lampu warna warni ketika malam hari.
Upaya menyulap Pulau Penyengat jadi seperti hongkong ketika malam hari dulunya juga banyak ditertawakan orang namun sekarang mereka yang datang di pulau itu kini dibuat takjub dan ternganga karena dalam waktu singkat sudah berubah menjadi pulau yang cantik dan menawan.
Begitu juga ketika upaya untuk merevitalisasi kota lama dan Jalan Bandara juga tidak sepi dari bombardir pengkebirian semangat yang bertujuan mengaleneasi ekspektasi.
Kini flyover itu sudah berdiri dan masyarakat Tanjungpinang dengan gemuruh menyambut kehadiran bangunan yang merupakan salah satu ciri dari sebuah kota yang modern itu.
Flyover yang memiliki panjang 450 meter dan lebar 9 meter dengan tipe jembatan U-Girder ini pengerjaannya dilakukan oleh kontraktor yang rofesional.
Pekerjaan ini tertuang dalam alokasi anggaran tahun 2022 dengan nilai Pagu Rp 60 Miliar. Sedangkan nilai kontrak dengan PT Pandji Bangun Persada sebagai pelaksana senilai Rp 58,39 Miliar.
Flyover Tanjung Pinang (Jembatan Layang) dibangun dengan tujuan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang padat di kawasan persimpangan dengan kondisi jalan yang tak mungkin diperlebar sehingga dapat mengurai arus mobilitas kendaraan yang cukup tinggi.
Kondisi ini akan memberikan dampak pada peningkatan keselamatan dan kenyamanan dalam berlalu lintas serta memberikan manfaat nilai ekonomis bagi pengguna jalan. Namun multiflyer efect tentu kehadiran flyover juga mampu meningkat taraf hidup orang banyak.
Dengan selesainya pembangunan flyover, revitalisasi kota lama dan Pulau Penyengat serta penataan Jalan Bandara akan memberikan warna dan wajah baru Tanjungpinang sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Riau.
Dan sentuhan di Tanjungpinang masih akan berlanjut dengan pembangunan jalan menuju tempat wisata Kelenteng Senggarang, merampungkan pembangunan Gurindam 12 Tepi Laut, penambahan pembangunan terminal peti kemas di Pelantar I dan II serta program lainnya yang terus diwujudkan selama Ansar Ahmad memimpin Kepulauan Riau.
Di sisi lain, sebagai Kepala Daerah yang memimpin tujuh kabupaten dan kota, dirinya juga terus menggesa proyek strategis lainnya.
Jembatan megah Marok Tua di Kabupaten Lingga sudah berhasil dia selesaikan. Begitu juga proyek besar lainnya di beberapa kabupaten dan kota terus diupayakan secara maksimal.
Seperti pembangunan (penambahan runway) Bandara di Karimun, pembangunan pelabuhan Nusantara di Natuna, pembangunan Pelabuhan Pengumpan di Bengkong Kota Batam, proyek-proyek strategis di Anambas dan Bintan.
Semua terus diperjuangkan sehingga mimpi Kepulauan Riau menjadi negeri yang baldatun, thayyibatun wa rabbun ghofur tidak hanya menjadi mimpi Ansar Ahmad tetapi juga mimpi seluruh masyarakat Kepulauan Riau dimana pun dia berada.
Penulis: Suyono Saeran