TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Dalam kurun waktu kurang dari dua pekan, dua nelayan di wilayah pesisir Bintan dilaporkan menjadi korban serangan buaya.
Peristiwa ini memicu kekhawatiran di tengah masyarakat, terutama kalangan nelayan yang sehari-hari beraktivitas di laut.
Kejadian pertama terjadi pada 18 Mei 2025 di Kampung Bugis, dan insiden kedua menyusul pada 26 Mei 2025 di Kampung Tanah Merah, Desa Penaga, Kecamatan Teluk Bintan.
Menanggapi kondisi ini, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, mengimbau seluruh masyarakat agar lebih waspada, terutama saat beraktivitas di laut atau sekitar muara sungai.
“Kami imbau agar berhati-hati dan waspada, khususnya para nelayan ketika beraktivitas di laut,” ujar Lis melalui sambungan telepon, Selasa malam (27/5/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah akan segera melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait, seperti Dinas Damkar, BPBD, Basarnas Tanjungpinang, serta lembaga lainnya untuk memetakan wilayah rawan kemunculan buaya.
“Kami akan mengeluarkan imbauan baik langsung maupun tidak langsung agar masyarakat lebih waspada dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Lis menjelaskan bahwa kemunculan buaya di permukaan air bisa disebabkan oleh gangguan habitat alami, pencarian makan, atau proses alami buaya betina mencari lokasi aman untuk bertelur.
“Biasanya mereka muncul di muara sungai atau wilayah pesisir. Buaya betina sering mencari tempat bertelur yang aman dan nyaman, dan itu bisa berada dekat laut atau area yang mudah diakses,” jelas Lis.
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati area yang dicurigai sebagai habitat buaya dan segera melaporkan keberadaan buaya ke pihak berwenang jika terlihat muncul di permukaan. (DK)