DELTAKEPRI.CO ID|TANJUNGPINANG – Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Muhammad Bisri mengungkapkan, jumlah pengidap HIV di Kepri mencapai 12 ribu orang.
Hal itu ia ungkapkan usai mengikuti dialog interaktif di RRI Tanjungpinang, Selasa (7/12/2021).
“HIV/AIDS kita itu di Kepri ini jika diakumulasikan ada 12 ribu orang,” katanya.
Pengidap HIV/AIDS itu dominan tersebar di Kota Batam, Tanjungpinang, dan Kabupaten Karimun.
Bisri menuturkan, Pemprov Kepri telah menyediakan pelayanan dan pengobatan untuk pengidap HIV di setiap rumah sakit yang ada.
“Pengobatannya ada di setiap rumah sakit di Kepri,” tuturnya.
Rumah sakit juga menyediakan VCT atau Voluntary Counselling and Testing yang dapat diartikan sebagai konseling dan tes HIV secara sukarela (KTS).
“Di seluruh Kepri di rumah sakit ada VCT setiap orang yang dicurigai terkena akan dilakukan pengetesan karna resiko kontaknya,” ujarnya.
Pengamat sosial Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, Rianto mengemukakan, banyaknya pengidap HIV ini disebabkan Pemprov Kepri yang belum fokus menangani penularan akibat pandemi Covid-19.
Ia menuturkan, sudah saatnya pemerintah melakukan penanganan dan penyuluhan akan bahayanya HIV/AIDS kepada masyarakat. Apalagi, belum lama ini ada kasus kematian akibat HIV di Kota Batam.
Masyarakat perlu memahami pola penyebaran HIV/AIDS dan gejala yang di derita si pengidap.
“Apalagi dengan ditemukannya korban meninggal HIV/AIDS di Batam baru-baru ini,” ungkapnya.
Menurut Irianto, beberapa tahun belakangan ini, jarang ditemukan edukasi bahaya HIV/AIDS jika dibandingkan dengan tahun-tahun maraknya penyebaran HIV/AIDS di Kepri.
Sangat diperlukan kerja sama yang terpadu di setiap lini dan unsur masyarakat dalam memberikan pemahaman dan pencegahan terhadap HIV/AIDS.
“Perlu semua lini dan unsur masyarakat dimana untuk berpartisipasi dalam memelekkan pola penyebaran dan akibatnya, masyarakat juga tidak perlu anti dengan penderita karena penyebab penyebarannya itu jelas,” ujarnya.
Virus HIV/AIDS dapat disebarkan oleh hubungan seks bebas, jarum suntik pengguna narkoba atau penderita HIV serta ditularkan oleh ibu yang mengidap kepada anaknya.
Irianto meminta agar pemerintah dalam hal ini Dinas Sosial mewadahi setiap pengidap dan memberikan pendampingan.
“Kita harus tetap waspadai dan untuk para penderita kita tahu mereka juga pasti tidak ingin terkena, perlu ada pendampingan kepada setiap penderita, mereka tidak perlu mengasingkan diri agar proses proses pengetesan atau penyaringan terhadap penderita mudah dilakukan,” pungkasnya.***/ST