TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Proyek pembangunan flyover di kawasan Simpang Traffic Light Kilometer 8, Kota Piring, Kelurahan Melayu Kota Piring, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kepulauan Riau, dijadwalkan mulai dikerjakan pada tahun 2026.
Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, menyatakan bahwa pemerintah provinsi telah menjalin koordinasi dengan Pemerintah Kota Tanjungpinang terkait pembebasan lahan sebagai langkah awal pelaksanaan proyek strategis tersebut.
“Kita sudah komunikasi dengan Pak Wali Kota Lis. Tahun depan, insyaallah kita upayakan membangun flyover itu. Tapi kita minta bantuan Pak Wali Kota untuk menyelesaikan pembebasan lahannya. Kemarin Pak Wali Kota sudah menyanggupi,” ujar Ansar pada Selasa (8/4/2025).
Ansar menjelaskan bahwa pembangunan flyover sangat mendesak mengingat kemacetan yang kerap terjadi di kawasan tersebut. Detail Engineering Design (DED) flyover akan disusun tahun ini.
“DED-nya baru dibuat tahun ini, 2026 kita bangun. Untuk anggaran, Dinas PU yang lebih tahu apakah bisa menggunakan APBD Murni. Karena infrastruktur itu cukup sulit dapat anggarannya, kecuali punya nilai strategis khusus seperti Monumen Bahasa. Itu mungkin bisa kita kejar sebagian,” jelasnya.
Di luar proyek flyover, Gubernur Ansar juga mengupayakan dukungan pemerintah pusat untuk pembangunan Tugu Bahasa di Pulau Penyengat.
Ia berharap, proyek ini mendapatkan sokongan dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Menko Infrastruktur Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
“Kita akan undang beliau ke Penyengat. Kita ingin wujudkan itu karena akan menjadi daya tarik penting dan menjadikan Pulau Penyengat sebagai ikon Tanjungpinang,” tambah Ansar.
Lebih lanjut, Gubernur juga menyoroti pentingnya penataan kawasan Gurindam 12 hingga Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM), yang direncanakan menjadi destinasi wisata malam berbasis budaya dan kuliner.
“Kalau sampai ujung Gedung LAM sudah tertata bagus, saya kira bisa menjadi tempat orang berkumpul. Pedagang tidak dibenarkan berdagang sembarangan di situ karena itu kawasan yang harus kita jaga,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa fokus pembangunan di Tanjungpinang dilakukan karena kota ini merupakan ibu kota Provinsi Kepri, dan tidak boleh tertinggal dari daerah lain.
“Maka harus ada daya tarik segera. Sebenarnya kita masih harus menyelesaikan kawasan pasar, terutama Pelantar 1 dan 2. Tapi kita lihat dulu kemampuan anggaran, kalau bisa bertahap kita lanjutkan,” katanya.
Terkait infrastruktur di Pulau Penyengat, Ansar juga telah mengajukan permintaan kepada Dirjen Cipta Karya agar mempercepat penyelesaian jalan sepanjang 1,8 kilometer yang masih belum rampung.
“Mudah-mudahan tahun ini tersedia anggaran. Kita minta kemarin agar fokus menyelesaikan jalan di Pulau Penyengat yang belum sekitar 1,8 km lagi. Untuk bahu jalan di Monumen Bahasa serta pematangan lahan, di perubahan anggaran ini akan kita siapkan,” pungkasnya. (DK)