DELTAKEPRI.CO.ID|BATAM – Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad mengapresiasi upaya-upaya mengintegrasikan antara persiapan lulusan sekolah vokasi, dalam hal ini SMK di Kepri dengan dunia usaha dan industri. Hal ini dalam rangka melahirkan sumber daya manusia (SDM) Kepri yang berkualitas dan mampu bersaing.
Sesuai misinya, Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad dan Wakil Gubernur Kepri Hj. Marlin agustina ingin mewujudkan sumber daya manusia (SDM)di Kepri yang berkualitas, sehat, dan berdaya saing dengan berbasiskan iman dan takwa.
“Untuk menciptakan generasi yang berdaya saing butuh kerjasama kita semua. Pemerintah butuh pihak swasta dan lembaga lainnya untuk berkolaborasi. Termasuk butuh peran serta dunia usaha dan industri untuk meningkatka mutu dan kualitas tamatan SMK yang ada di Kepri,” ujar Gubernur Ansar saat meresmikan Workshop Welding Underwater SMK Negeri 1 Batam dan di kota Batam, Senin (22/11)
Kegiatan ini disejalankan dengan Penandatanganan MoU kerjasama Link and Match antara SMK di Kepri dan Dunia Industri Serta Aksi Perubahan dan NGOPI (Ngobrol Pintar).
Selain aksi perubahan dan NGOPI, sambung Ansar, MoU ini juga bagian dari Implementasi Inovasi Proyek Perubahan Kabid Dinas Perhubungan Darat Irwan panggabean yang sedang mengikuti Diklat PIM 3 di PPSDM Regional Bandung Kemendagri.
“Inovasi seperti ini yang kita butuhkan berupa kerjasama antara Industri dengan SMK di Kepri, sehingga para lulusan siswa SMK bisa terserap pada mitra industri sekolah. Dan tentunya dapat meminimalisir angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada lulusan SMK di Kepri,” kata Ansar.
Ansar menambahkan, sasaran pendidikan SMK terbagi dua, yang pertama mempersiapkan para siswa untuk masuk ke dunia kerja, dan kedua tentunya lulusan SMK dapat menjadi enterpreneur-enterpreneur muda di Kepri.
“Untuk merealisasikan tujuan ini tentu pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Kita harus bekerja sama dengan stakeholder yg ada, terutama para pelaku usaha yg ada di wilayah Kepri” ujar Gubernur lagi.
Kemudian Ansar memaparkan, lulusan SMK menyumbang angka pengangguran terbuka yang cukup tinggi di tahun 2020, yaitu diangka 8,49 persen. Untuk itu perlu diidentifikasi penyebab tingginya angka tersebut.
“Pertanyaannya adalah apakah kualifikasi yang tidak memadai atau kompetensi yang tidak mencukupi. Atau dapat juga adanya ketimpangan antara jumlah lulusan SMK yang siap masuk kerja dengan kurangnya pasar kerja yg tersedia” ujar Gubernur.
Pada kesempatan itu Ansar meminta SMK tetap menjaga kualitas lulusannya baik dari segi standar kompetensi maupun kualifikasi yang dimiliki. Gubernur bersama Disdik dan Disnakertrans akan terus membahas bersama kiat-kiat memaksimalkan kontribusi dunia usaha dan industri terhadap program-program pendidikan SMK.
“Saya yakin kalau itu semua dapat kita maksimalkan, mudah-mudahan akan ada degradasi angka penganguran tadi. Karena dapat melahirkan SDM yang semakin berkualitas dan semakin sesuai dengan apa yang dibutuhkan dunia kerja dan industri” pungkasnya.
Turut menghadiri Kepala Perwakilan Bank Indonesia Prov Kepri Musni Hardi K. Atmaja, Kepala SMKN 1 Batam Lea Lindrawijaya Suroso, Ketua Komite SMKN 1 Batam Ruslan Kasbulatof, dan para pengawas SMK Kepri serta perwakilan dunia usaha dan industri.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad dalam kesempatan ini didampingi oleh Staf Khusus Gubernur Angelinus, Kadis Pendidikan Muhammad Dali, Kadisnakertrans Mangara Simarmata dan Kabiro Humas Protokol dan Penghubung Hasan.