TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan layanan kesehatan masyarakat dengan mengatasi kekurangan tenaga dokter spesialis dan subspesialis di berbagai rumah sakit daerah.
Melalui program Beasiswa Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), Pemprov Kepri menargetkan pemenuhan 76 formasi dokter spesialis yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota.
Gubernur Kepri H. Ansar Ahmad dalam rapat koordinasi pemenuhan dokter spesialis di Gedung Daerah, Kamis (3/7/2025), menyampaikan bahwa upaya ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat layanan kesehatan primer dan lanjutan di daerah.
“Alhamdulillah, hasil koordinasi kami dengan kementerian di Jakarta mendapat respons positif. Pemerintah pusat sepakat mendukung dari sisi anggaran untuk program beasiswa ini,” ujar Ansar.
Ia menjelaskan, dari total kebutuhan 76 orang, Pemprov Kepri akan membiayai pendidikan 51 calon dokter spesialis, sementara 25 lainnya ditanggung oleh kabupaten/kota sesuai skema pembagian beban anggaran.
Kebutuhan spesialis ini mencakup empat spesialis dasar dan tiga spesialis penunjang di tiap daerah, serta subspesialis yang dibutuhkan di rumah sakit rujukan seperti RSUD Raja Ahmad Tabib, RSUD Batam, dan RSJKO Engku Haji Daud.
Gubernur Ansar menekankan agar beasiswa diprioritaskan bagi putra-putri daerah Kepri, baik yang telah bekerja di rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan, maupun dari kalangan fresh graduate.
“Ini agar setelah lulus, mereka kembali dan mengabdi di daerah asalnya. Kita tidak ingin masyarakat terus bergantung pada layanan kesehatan luar daerah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kepri, M. Bisri menambahkan, peserta PPDS wajib menandatangani kontrak kerja dan akta notaris dengan komitmen pengabdian minimal 20 tahun.
Jika wanprestasi, peserta akan dikenakan denda 20 kali total beasiswa serta penonaktifan STR sesuai perjanjian dengan Kemenkes.
“Ini bukan sekadar bantuan biaya pendidikan, tapi investasi besar untuk masa depan layanan kesehatan di Kepri,” jelas Bisri.
Bisri menyebut sejumlah RSUD menjadi prioritas, antara lain RSUD Raja Ahmad Tabib, RSUD Embung Fatimah Batam, RSUD Tanjungpinang, RSUD Dabo Singkep, RSUD Natuna, RSUD Karimun, serta RSUD di wilayah kepulauan seperti Jemaja, Palmatak, dan Tarempa.
Adapun anggaran beasiswa diperkirakan mencapai Rp 200 juta per orang per tahun untuk spesialis dasar, dan Rp 220 juta untuk subspesialis.
Dengan pola pembiayaan bersama antara Pemprov dan Pemkab/Pemko, program ini diharapkan menjadi solusi permanen atas kesenjangan tenaga kesehatan di Kepri.
Penulis : Indra
Editor : Red