TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) merilis data terbaru terkait kemiskinan di wilayah ini.
Berdasarkan laporan yang dipublikasikan pada 15 Januari 2025, terjadi penurunan angka kemiskinan di perkotaan dan perdesaan antara Maret 2024 hingga September 2024.
Pada Maret 2024, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat 4,85 persen, dan menurun menjadi 4,36 persen pada September 2024.
Sementara di perdesaan, persentase penduduk miskin berkurang dari 9,94 persen menjadi 8,55 persen dalam periode yang sama.
Namun, meskipun angka kemiskinan menurun, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan.
Pada September 2024, P1 di perkotaan berada di angka 0,556, sementara di perdesaan mencapai 1,335. Sedangkan P2 di perkotaan sebesar 0,121, jauh lebih rendah dibandingkan perdesaan yang mencapai 0,332.
Menanggapi kondisi ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kepri telah menyiapkan berbagai langkah untuk menekan angka kemiskinan di perdesaan.
Strategi Peningkatan Ekonomi Warga Desa
Kepala Bidang Fakir Miskin Dinsos Kepri, Irwanto, menyatakan bahwa pihaknya tengah fokus pada peningkatan pendapatan masyarakat miskin melalui pemberian bimbingan usaha dan bantuan modal.
“Ketimpangan distribusi pendapatan menjadi akar masalah kemiskinan di perdesaan. Oleh karena itu, kami memprioritaskan program yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat agar angka P1 dan P2 bisa ditekan,” ungkapnya, Senin (17/3/2025).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membuka lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat desa.
Dinsos Kepri juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku usaha kecil, mulai dari perencanaan bisnis hingga strategi pemasaran, agar mereka dapat mengelola usaha secara mandiri dan berkelanjutan.
“Kami memberikan bimbingan yang mencakup manajemen usaha kecil, mulai dari perencanaan hingga pemasaran produk. Ini adalah langkah konkret untuk meningkatkan ekonomi masyarakat perdesaan,” ujarnya.
Menurut Irwanto, program yang telah dijalankan sejauh ini sudah menunjukkan hasil positif dalam meningkatkan pendapatan warga desa.
“Bantuan modal usaha yang terus disalurkan juga memberikan dampak nyata bagi peningkatan ekonomi mereka,” tuturnya.
Kolaborasi Antar Sektor Diperlukan
Meskipun upaya telah dilakukan, Irwanto menyadari bahwa untuk menurunkan angka P1 dan P2 secara signifikan, diperlukan sinergi dari berbagai sektor, bukan hanya dari Dinsos Kepri.
Sejauh ini, Dinsos telah bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk mendukung ekonomi kreatif dan usaha kecil.
“Sinergi antara sektor lain sangat penting. Kami akan terus menjalankan program peningkatan usaha ekonomi kreatif, dan berharap program-program dari OPD lain dapat mendukung langkah kami dalam menurunkan angka kemiskinan di daerah perdesaan,” pungkasnya.
Dengan adanya upaya ini, diharapkan masyarakat pedesaan dapat memiliki kesempatan yang lebih baik untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi angka kemiskinan secara berkelanjutan. (ADV)