TANJUNGPINANG, deltakepri.co.id – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) menegaskan komitmennya dalam mempercepat pemerataan listrik di seluruh wilayah tanpa pengecualian.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Kepri, Nyanyang Haris Pratamura, dalam program Dialog Tanjungpinang Pagi RRI bertema “Kepri Terang, Percepat Pemerataan Listrik di Kepri” pada Rabu (19/3/2025).
Dalam diskusi yang juga menghadirkan Kepala Dinas ESDM Kepri, Muhammad Darwin, dan Asisten Manajer Perencanaan PLN UP3 Tanjungpinang, Muhamad Taufik, Nyanyang mengapresiasi peran PLN dalam mendukung program Kepri Terang.
Menurutnya, penyambungan listrik melalui berbagai skema, seperti transmisi kabel bawah laut, tower crossing, hingga pemanfaatan energi baru terbarukan, menunjukkan sinergi kuat antara Pemprov Kepri dan PLN.
“Harapan kami, dengan program Kepri Terang, listrik dapat menjangkau berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan,” ujar Nyanyang.
Rasio Elektrifikasi Meningkat Signifikan
Kepala Dinas ESDM Kepri, Muhammad Darwin, mengungkapkan bahwa selama periode 2021–2024, rasio elektrifikasi di Kepri meningkat dari 93,72% menjadi 98,19%. Jumlah pulau berpenghuni yang berlistrik pun melonjak dari 96 menjadi 155 pulau.
“Dalam periode pertama kepemimpinan Pak Ansar, program Kepri Terang berjalan sejalan dengan program Indonesia Terang. Kini, di periode kedua, kita melanjutkan upaya mencapai swasembada energi yang juga menjadi bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo,” jelas Darwin.
Ia menambahkan, beberapa wilayah yang sebelumnya hanya mendapatkan listrik selama 14 jam kini sudah bisa menikmati layanan listrik penuh 24 jam.
Selain itu, jumlah subsistem PLN meningkat dari 23 menjadi 37 melalui intervensi berbagai teknologi, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), tower crossing, dan kabel laut.
Pemanfaatan Energi Bersih di Pulau Terpencil
Sebagai langkah menuju energi berkelanjutan, Pemprov Kepri mulai mengembangkan energi bersih melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal. Pada 2023, enam pulau telah mendapatkan PLTS Komunal, sementara 10 pulau lainnya menerima solar home system.
“Saat ini masih ada 38 pulau berpenghuni yang belum berlistrik. Karena jumlah penduduknya kecil, penggunaan genset kurang efisien, sehingga solusi terbaik adalah PLTS solar home system,” terang Darwin.
Selain itu, sejak 2021 hingga 2024, Pemprov Kepri telah menyambungkan listrik secara gratis ke 12.764 rumah, dengan anggaran sekitar Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per rumah.
Tahun ini, rencana listrik desa akan menjangkau 10 lokasi baru, dengan dua di antaranya menggunakan kabel laut dan tower crossing, serta delapan lainnya melalui PLTS Komunal.
Satu Desa di Kepri Masih Belum Berlistrik
Asisten Manajer Perencanaan PLN UP3 Tanjungpinang, Muhamad Taufik, menyebutkan bahwa dari 419 desa di Kepulauan Riau, saat ini 99,7% telah berlistrik.
Namun, satu desa yang masih belum mendapatkan listrik adalah Desa Lalang di Kabupaten Lingga.
“Capaian ini merupakan prestasi besar hasil kerja sama yang baik antara PLN dan Pemprov Kepri,” kata Taufik.
Dengan sinergi kuat antara Pemprov Kepri dan PLN, program Kepri Terang terus berupaya mewujudkan energi berkeadilan di seluruh pelosok Kepulauan Riau, memastikan masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati listrik secara berkelanjutan. (*)