KepriNatuna

Kedai Kopi Saksi Bisu Keakraban Hadi Chandra Dengan Wartawan 

×

Kedai Kopi Saksi Bisu Keakraban Hadi Chandra Dengan Wartawan 

Sebarkan artikel ini
Kedai Kopi Saksi Bisu Keakraban Hadi Chandra Dengan Wartawan 

DELTAKEPRI.CO.ID|NATUNA – Meja yang terbuat dari rakitan kayu alam berbentuk persegi panjang di Kedai Kopi Ayong itu, cukup kuat. Selain bergelas-gelas kopi, teh, dan beberapa makanan serta minuman, di atas meja juga dipenuhi buah durian.

Tumpukan itu, membuat suasana pada salah satu meja tampak berantakan. Hampir tak ada lagi celah untuk dapat menepatkan sesuatu barang di atas meja tersebut. Beragam makanan dan minuman ringan di atas meja itu, terus bertambah.

Hadi Chandra saat meninjau proyek di Natuna

“Durian pak dewan” sahut pedagang melintasi jalan, yang dengan cepat ditanggapi “bawa sini pak” jawab Hadi Candra, Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kepri dari Daerah Pemilihan (Dapil) Natuna – Anambas.

Tak heran jika bagian atas meja itu terus terisi, karena wakil rakyat yang terbilang akrab dengan masyarakat itu, terus saja membeli setiap jualan pedagang yang berhenti melintasi jalan siang itu, Selasa, 03 Agustus 2021.

Tampak beragam makanan dan minuman ringan memenuhi bagian atas dua meja panjang di teras depan Kedai Kopi Ayong, Selasa, 03 Agustus 2021 siang.

Keakraban dirinya dengan masyarakat membuat wartawan koranperbatasan.com tergerak hati untuk bertanya. Sambil mencicipi kue, dan tersenyum, Politisi Partai Golkar itu mengaku, sejak mendapat mandat rakyat dari hasil pemilu legislatif pada April 2019 lalu, dirinya berkomitmen membangun Natuna dan Anambas dari provinsi.

“Demokrasi bukan hanya sekadar kompetisi antar aktor politik, melainkan lebih kepada mendengar dan memperjuangkan suara rakyat. Pemerintah akan menjadi semakin lebih baik, jika memperhatikan suara rakyat,” ungkap Candra.

Kata Candra, demokrasi dibangun diatas daulat rakyat, dan dirinya bisa menjadi wakil rakyat karena rakyat yang memilih. Oleh karena itu, rakyatlah yang menjadi pemegang penuh kuasa pemerintahan.

“Saya selaku anggota DPRD hanyalah wakil rakyat, lembaganya pun disebut Dewan Perwakilan Rakyat. Tidak lebih, tidak kurang, rakyat adalah pemegang saham kekuasaan,” pungkasnya.

Sebagai wakil rakyat, Candra mengaku tak kuasa mengatasnamakan masyarakat untuk memperoleh kepentingan pribadinya. Atas dasar pemikiran itu, Ia memilih untuk selalu hadir di tengah-tengah masyarakat.

“Tidak boleh atas nama masyarakat kita merugikan masyarakat. Kekuasaan itu untuk masyarakat, karena itu lah saya selalu mengatakan harus dekat dengan masyarakat dan selalu mendengarkan keluhan masyarakat. Tujuannya agar kebijakan pemerintah itu bisa bermanfaat untuk masyarakat, bukan untuk pribadi saya,” ujarnya.

Ketika ditanya kenapa dirinya lebih banyak berada di lapangan ketimbang di kantor, dengan tegas Candra menjawab setiap pemimpin dan penjabat publik seperti anggota dewan harus memprioritaskan konstituennya.

“Jangan hanya memikirkan dirinya sendiri butuh fasilitas ini itu. Artinya ketika saya sudah jadi anggota dewan, tentu saya harus berpikir untuk kepentingan orang banyak,” tegasnya.

Menurut Candra, salah satu dari sekian banyak contoh nyata hasil membauar bersama masyarakat, baru-baru ini melalui dana aspirasi, Anggota DPR RI Dapil Provinsi Kepri, Cen Sui Lan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan gantung yang menghubungkan Kampung Segeram – Seminteh di Kelurahan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna.

Candra memastikan pembangunan Jembatan Gantung Segeram – Semintah salah satu bukti keseriusan dirinya memperjuangkan apsirasi masyarakat yang kemudian disampaikannya kepada Anggota Komisi V DPR RI, Fraksi Partai Golkar Dapil Kepri, Cen Sui Lan, Pengganti Antar Waktu (PAW) Ansar Ahmad.

“Kemarin saya diminta untuk mencari lokasi, saat itu saya sempat bingung di mana lokasi untuk jembatan gantung di Natuna. Karena belum tradisi kita menggunakan jembatan gantung, kecuali di Jawa, Pelembang dan Jambi. Tapi karena saya suka membaur dengan masyarakat sehingga kita bisa tunjukan lokasinya di Kampung Segeram,” terangnya.

Sejalan dengan penyaluran aspirasi itu, Candra memberikan apresiasi kepada Anggota DPR RI, Cen Sui Lan, kerena telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jembatan gantung di Natuna.

“Saya mengapresiasi dan bangga kepada beliau, kerena telah meletakan satu aspirasi di Natuna, membangun jembatan gantung di Kampung Segeram – Seminteh,” tuturnya.

Candra menjelaskan pembangunan Jembatan Gantung Segeram – Seminteh sudah mulai dikerjakan menggunakan APBN sebesar Rp 3,10 miliar lebih, dengan panjang lebih kurang sekitar 84 meter.

“Bulan ini sudah masuk tahap pengerjaan, jembatan ini bisa dilewati sepeda motor. Jembatan ini juga menjadi akses masyarakat untuk penyeberangan dari Segeram ke Seminteh, bahkan ke Ranai akan menjadi lebih dekat, tidak perlu mutar-mutar lagi,” jelasnya.

Dengan adanya jembatan ini, Hadi Chandra meyakini akses masyarakat dari Segeram ke Seminteh hanya memakan waktu 15 menit sampai ke Batubi.

“Dengan adanya jembatan ini rentang waktu yang ditempuh oleh masyarakat akan lebih singkat. Ini akan menjadi satu-satunya jembatan gantung di Kepri bisa dilewati motor, jenis fisiknya terbuat dari baja,” tutupnya.

Terpisah Ketua RW Segeram, Buyung mengaku pembangunan jembatan gantung tersebut benar-benar membantu karena mempermudah akses masyarakat.

“Tentu saja sangat membantu, karena akses menuju ke seberang sana (Semintah-red) jadi lebih mudah,” sebutnya melalui pesan WhatsApp , yang dikirim Selasa, 03 Agustus 2021 malam.

Mewakili masyarakat Kampung Segeram, Buyung, berharap pembangunan jembatan gantung yang materialnya sudah terkumpul di lokasi cepat diselesaikan.

“Mudah-mudahan pembangunan cepat selesai dan jalan akan segera menyusul, itu harapan kami selaku masyarakat Segeram,” tuturnya.

Johari, NDE warga Seminteh menyampaikan ucapan terima kasih atas realisasi aspirasi wakil rakyat tersebut. Menurutnya pembangunan Jembatan Gantung Segeram –Seminteh sangat tepat.

“Bagus sekali, karena menghubungkan Segeram – Seminteh yang selama ini terputus oleh Sungai Tapau,” katanya singkat.

Menurut Johari, selain memperpendek akses, kehadiran jembatan gantung tersebut diyakininya akan melahirkan kekuatan baru bagi masyarakat Segeram.

“Ada jalan dari Batubi ke Seminteh, terus ke Segeram sampai ke Kelarik. Cuma terputus oleh Sungai Tapau. Dulu ada wacana ingin memekarkan Segeram jadi desa, tapi tidak jadi salah satu penyebabnya wilayah. Hari ini jembatan gantung itu otomatis membuat wilayah Segeram jadi luas, karena sudah menyatu dengan Seminteh,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *