Lingga

Seminar Wastra, Mengenal Jejak Sejarah Tenun Lingga

×

Seminar Wastra, Mengenal Jejak Sejarah Tenun Lingga

Sebarkan artikel ini

DELTAKEPRI.CO.ID, LINGGA – Pemerintah Kabupaten Lingga melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Lingga lakukan seminar hasil kajian koleksi tekstil Museum Linggam Cahaya, di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Lingga, Jalan Sultan Muhammad Yusuf Daik Lingga, Senin (30/11).

Seminar melibatkan masyarakat tersebut dengan mendatang narasumber Beni Gratha dari Museum Tekstil Jakarta, tenaga ahli lokal Syarifah Faridah dan Sejarawan Muda dan Peneliti Sejarah dan Budaya M. Fadilah.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga Drs. Azmi melalui Kasi Permuseuman Paridah mengatakan, kurang lebih 150 peserta yang terdiri dari masyarakat, pelaku kegiatan, tukang jahit serta masyarakat yang masih menyimpan kain lama yang masih ada sampai saat ini.

“Ada tiga materi di sampaikan narasumber dan tenaga ahli dalam seminar, Beni Gratha terkait menyusuri jejak Wastra (kain) tenun Daik Lingga, Syarifah Faridah tentang baju kurung perempuan koleksi Museum Linggam Cahaya, sedangkan M. Fadillah tentang sejarah pembuatan kain di Daik Lingga,” ungkap Paridah diruang kerjanya, Selasa (1/12).

Menurutnya, ending dari kegiatan tersebut, sebelum di lakukan seminar, Bulan Agustus 2020 yang lalu telah di lakukan penelitian atau kajian tentang koleksi tekstil atau Wastra di Museum Linggam Cahaya.

“Sebelum seminar ini, kami dari permuseuman telah melakukan kajian tentang Wastra Mesum Lingga Cahaya dengan menghadirkan narasumber dari Jakarta yang bergerak di bidang Wastra yaitu, Beni Gratha dan Bagus Prioyono,” terang Paridah.

Melalui seminar itu, pihaknya ingin menggali informasi tentang keberadaan Wastra yang dulu pernah di pakai di Daik Lingga dan peninggalannya sampai saat ini ada di Museum Linggam Cahaya, bahkan banyak lagi berada di rumah-rumah masyarakat sampai hari ini tidak diketahui apa saja jenis kain tersebut.

“Melalui seminar itu pula kami dapat mengumpul informasi tentang Wastra yang masih ada di rumah-rumah masyarakat. Kita juga akan menjajaki sekaligus meramu kegiatan seperti ini kedepannya, sebab tradisi yang ada di Lingga akan kita angkat kembali,” sebutnya.

Paridah mengaku, ada dugaan, dulunya Daik ada tenun, namun butuh waktu melakukan penelusuran sebab harus ada bukti pendukung kalau barang tersebut memang ada di Daik Lingga.

Menurut Beni Gratha, sambung perempuan berkerudung ini lagi, ada tiga hal yang menarik di Daik Lingga ini, dulu ada kerajinan Wastra di Daik, tenun sederhana pembuatan kain Bugis dan kain Pelekat dan tenun ikat Pakan (Cual atau Limar) dan tenun Songket.

“Sejarah membuktikan adanya tenun di Daik, itu di buktikan dengan adanya koleksi alat pemintal benang yang berupa alat sisir benang. Barang itu ada di Museum Linggam Cahaya yang kita peroleh dari Kampung Mentok Kelurahan Daik Kecamatan Lingga,” imbuhnya.

Sebagai Kasi Permuseuman Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, Paridah mengucapkan terimakasih pada Syarifah Paridah, sebab dia akan kembali menghibah baju Deramoi yang merupakan peninggalan warisan keluarga untuk menambah koleksi Wastra di Museum Linggam Cahaya.

“Syukur Alhamdulillah, ibu Syarifah Paridah kembali akan menghibahkan peninggalan warisan keluarga ke museum. Kita tinggal menjemput saja di kediamannya di Kampung Bugis Kelurahan Daik Kecamatan Lingga,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *