HuKrimNusantaraPolitik

KPK Diminta Klarifikasi Pernyataan RJ Lino

×

KPK Diminta Klarifikasi Pernyataan RJ Lino

Sebarkan artikel ini
A banner calling on ordinary citizens to join the fight against corruption is displayed at the headquarters of Anti-Corruption Agency (KPK) in Jakarta December 11, 2008. The banner reads "Fight Corruption". When Indonesia's president delivered his independence day speech to parliament, stressing the need to eradicate corruption, it was clear to many onlookers that the biggest problem was staring him in the face. In Indonesia, members of parliament top the charts when it comes to corrupt practices. Picture taken December 11, 2008. To match feature ASIA-CORRUPTION/INDONESIA REUTERS/Supri (INDONESIA)

Delta Kepri – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus mengklarifikasi terkait percakapan Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino terhadap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, yang menyatakan bahwa RJ Lino pernah ikut campur dalam putusan di lembaga antirasuah itu.

Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu mengatakan, ada keterlibatan apa antara KPK dengan RJ Lino. Dirinya pun mendesak lembaga yang diketuai Taufiequrachman Ruki itu bisa memberi penjelasan agar isu terkait independensi KPK tidak melebar terlalu jauh.

“KPK harus mengklarifikasi penyataan RJ Lino pada saat menelefon Sofyan Djalil, yang kalau di KPK masih bisa mutusin, dan itu diklarifikasi apa maksud mutusin itu, apakah RJ Lino ikut mengatur-atur KPK,” ujar Masinton kepada Okezone di Jakarta, Senin (14/9/2015).

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga merasa aneh ketika KPK tiba-tiba ingin ikut menangani kasus PT Pelindo II. Padahal kasus tersebut saat ini sedang ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Dia menduga ada motif di belakang KPK ingin tangani kasus tersebut.

“KPK sekarang optimalisasikan dulu kasus-kasus yang mangkrak di KPK, ketimbang tangani kasus yang sudah ditangani. Makanya KPK harus mengklarifikasi, kalau lakukan itu berarti KPK hebat,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino sempat ditelefon Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Sofyan Djalil saat Bareskrim Polri menggeledah kantor PT Pelindo II beberapa waktu lalu.

Lino sempat mengeraskan volume telefon genggamnya dan memperdengarkan kepada wartawan saat dihubungi Sofyan Djalil.

Berikut percakapan lengkap keduanya:

RJ Lino: Halo Pak Sofyan, selamat siang Pak.

Sofyan: Kenapa Pak RJ Lino?

RJ Lino: Begini, ini saya baru pulang rapat di luar, tiba-tiba saya kaget kok begitu banyak polisi ada di kantor.

Sofyan: Ada apa?

RJ Lino: Ada penggeledahan. Mungkin mereka cari file. Ya saya hormatilah tugas mereka. Tapi ya saya tidak bisa begini-ini. Harusnya dipanggil dulu, ditanya dulu, dicek dulu ada apa gitu ya.

Sofyan: Hmmm…

RJ Lino: Kemudian seperti crane itu yang 10 buah itu. Itu very small investment dari investment yang besar yang kita lakukan. Kemudian itu kan sudah proses itu sudah diperiksa berkali-kali, BPK sudah periksa dan sudah clear juga, proses lelang sampai semuanya.

Sofyan: Yang dulu itu?

RJ Lino: Bukan lagi Pak. Bukan yang saya dipanggil KPK itu. Dulu di KPK saya masih ikut campur untuk mutusin, karena enggak jalan. Kalau ini saya sama sekali enggak tahu. Jadi mulai dari proses lelang, kemudian…

Sofyan: Memang ada yang lapor?

RJ Lino: Saya kira ini ada karyawan JICT yang laporlah ini biasa. Yang ini mulai proses lelang sampai diputusi pemenang kontrak saya tidak ngerti apa-apa.

Sofyan: Ya. Yaya.. terus?

RJ Lino: Saya tidak pernah teken kontrak. Terus terang saya tadi SMS Pak Luhut Pandjaitan (Menko Polhukam-red). Beliau lagi rapat. Saya protes besar. Saya bilang, kalau begini caranya, saya berhentilah sekarang.

Sofyan: Terus bagaimana sekarang?

RJ Lino: Kalau seperti ini caranya, saya berhenti saja. Enggak bisa negeri ini Pak.

Sofyan: Ditelefon Pak Tito? Pak Kapolda? (Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian-red).

RJ Lino: Enggak, tadi saya telefon Pak Luhut. Bukan Kapolda, Pak. Tadi dari Bareskrim Polri yang ke sini. Pak Sofyan ya, kalau presiden tidak bisa clear hari ini, besok berhentilah. Susah negeri ini seperti ini. Kita kayak dihukum media. Begitu datang, media begitu banyak. Saya seperti dibuat seperti kriminal. Come on Pak. I’m make this company so rich. Kok malah saya dihukum begini. Enggak fair Pak. Bapak tolong kasih tahu presiden deh, kalau caranya seperti ini, saya berhenti.

Sofyan: Ibu Rini Sumarno (Menteri BUMN) gimana?

RJ Lino: Ibu Rini sudah telefon Kapolri. Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu presiden, Pak, kalau caranya begini saya berhenti saja besok. Saya sama sekali disappointed. Saya sama sekali disappointed.

Sofyan: Dasarnya apa?

RJ Lino: Dasarnya katanya ada korupsi sama money laundering. Come on. Jadi Pak Sofyan tolong kasih tahu presiden, kalau tidak clearkan hari ini, saya berhenti besok. Saya tidak mau kerja seperti ini. Negeri ini tidak bisa seperti ini. (net)/okezone

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *